BOGOR – Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor tengah melakukan percepatan vaksinasi massal sasaran pelajar persiapan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas. Namun saat ini angkanya belum mencapai 20 persen, untuk itu dalam satu bulan ini vaksinasi akan terus dikebut.
Hal ini dikatakan Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Kota Bogor, Bima Arya saat memimpin Rakor Evaluasi Vaksinasi Covid-19 Forkopimda bersama Ketua RW di Kota Bogor secara virtual di Balai Kota Bogor, Jumat (20/8/2021) malam.
Bima Arya menyatakan, Presiden Joko Widodo sudah memberikan arahan bahwa pembelajaran tatap muka bisa dilakukan jika pelajar sudah divaksin.
“Hari ini pelajar belum mencapai angka 20 persen. Kalau mau belajar tatap muka kita harus kebut dalam waktu satu bulan ini,” tegasnya.
Secara akumulatif, capaian vaksinasi sudah 52 persen dari target. Bima Arya menyatakan semua ini karena jajaran Forkopimda, camat, lurah, RW dan RT menggiring warganya untuk divaksin.
“Tapi kita berpacu dengan waktu, jangan sampai Kota Bogor membaik zona hijau, sekolah dibuka, mal dibuka, rumah makan dibuka tapi vaksinnya belum selesai,” katanya.
Wali Kota Bogor ini mengatakan, jika setiap hari ada 17 ribu warga Kota Bogor divaksin, maka sebelum September berakhir vaksin bisa tuntas. Artinya semakin banyak orang yang aman.
“Tapi ini perlu kerja keras semua,” jelasnya.
Pada kesempatan itu Bima Arya juga menjelaskan, vaksin tidak menjamin tidak terpapar Covid-19, namun jika sudah di vaksin sudah pasti risikonya lebih ringan jika terpapar.
“Jadi, sekitar 85 persen warga isolasi mandiri yang meninggal tercatat belum divaksin. Vaksin itu penting dan aman, itu sudah jelas,” katanya.
Di lain hal, berdasarkan hasil survei warga merasa bahwa yang paling dekat dan berperan menginformasikan mengenai vaksin adalah ketua RT dan RW.
“RT dan RW sangat berperan sekali dalam menginformasikan vaksin. Pemkot apresiasi setinggi-tingginya peran RT dan RW yang luar biasa. Tapi perjuangan belum selesai, karena harus terus memobilisasi warga ke sentra-sentra vaksin,” katanya.
Sementara itu, Kapolresta Bogor Kota, Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro menekankan tiga hal, yakni mobilitas, 3 T (Testing, Tracing, Treatment) dan vaksinasi.
“Mobilitas. Bahwa kita sudah melakukan pembatasan mobilitas berbasis kesadaran masyarakat untuk vaksin. Kita merubah dari melarang jadi mengatur agar masyarakat bisa menahan diri satu hari di rumah,” katanya.
“3T, ada pelayanan pusat isolasi, semuanya sangat layak. Satgas RT dan RW jika ada warga yang positif dan rumahnya tidak layak isolasi silahkan diantar atau minta jemput ke pusat-pusat isolasi,” katanya.
Untuk vaksinasi. Ada 18 direktur sentra vaksinasi yang dijabat kepala dinas di Kota Bogor. Mereka bertugas untuk membantu mobilitas warga yang ingin disuntik vaksin.
“Kami sudah mendekatkan sentra vaksin agar mudah dijangkau warga, kami juga sudah menyiapkan kendaraan/bus vaksinasi untuk mengantarkan termasuk pada saat hari libur,” jelas Susatyo.