Wali Kota Bogor, Bima Arya mengecek langsung kondisi atap ruang kelas di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Bantarjati 9 di Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor, Rabu (30/11/2022).
Didampingi Sekretaris Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bogor, Dani Rahadian, Camat Bogor Utara, Riki Robiansah dan Kepala Sekolah SDN Bantarjati 9, Suci Iriani, Bima Arya langsung menuju ruang kelas yang mengalami kerusakan pada atapnya hingga ambruk.
Dari laporan kepala sekolah, ruang kelas yang mengalami atap ambruk sudah tidak digunakan sejak Oktober lalu, karena memang kondisinya sudah mengkhawatirkan.
Setelah itu pihak sekolah langsung melaporkan kepada Disdik Kota Bogor, Namun karena kondisi sudah sangat rapuh, atap sekolah tersebut ambruk pada tanggal 19 dan 25 November 2022.
Pada pengecekan kondisi ruang kelas itu, Bima Arya juga memastikan proses belajar mengajar tidak terganggu.
“Saya pastikan dulu tadi bagaimana pengaturannya (jadwal belajar mengajar), Ibu kepala sekolah menjelaskan, (proses belajar mengajar) bisa diatur dibagi ruang kelasnya,” katanya.
Untuk perbaikan atap sekolah yang ambruk, Kata Bima Arya, Pemerintah kota (Pemkot) Bogor langsung menganggarkan perbaikan di tahun anggaran 2023 dengan mengalokasikan anggaran perbaikan Rp 200 juta.
Dari peristiwa itu, Bima Arya mengingatkan kembali kepada Dinas Pendidikan Kota Bogor untuk melakukan jemput bola dengan melakukan audit fisik secara menyeluruh di setiap sekolah.
“Ini pun (SDN Bantarjati 9) saya minta di cek lagi semuanya. Karena terakhir direnovasi tahun 2004. Saya tidak mau lagi ada laporan kelas ambruk karena kelalaian dari dinas,” katanya.
Dalam melakukan audit kondisi bangunan sekolah, kata Bima Arya, Dinas Pendidikan harus bergerak cepat.
Untuk lanjut Bima Arya, Dinas Pendidikan harus mempunyai satu sistem aplikasi, sehingga data dan laporan yang masuk dari setiap sekolah bisa langsung dicek dan ditindaklanjuti dari sistem aplikasi online, dengan menyertakan laporan dan dokumentasi bangunan yang dilaporkan.
“Intinya saya tidak mau lagi ada bangunan sekolah yang ambruk,” katanya.
Di lokasi yang sama, Kepala Sekolah SDN Bantarjati 9, Suci Iriani mengatakan, saat ini pembagian jadwal pembelajaran dibagi kedalam tiga shift.
“Di kita keseluruhan ada 17 kelas, tapi karena semua ruangan tidak bisa digunakan jadi belajar nya dibagi dari pagi sampai sore, kelas satu pagi, kemudian dilanjut kelas 3 kemudian kelas empat dan seterusnya,” katanya.
Meski ada pembagian jadwal pembelajaran kata Suci, pihaknya tetap memperhatikan surat edaran dari Disdik mengenai kondisi cuaca.
Disaat cuaca sudah gelap dan akan turun hujan kata Suci pihaknya langsung mengambil inisiatif untuk memulangkan siswa lebih awal.
Mengenai kondisi ruangan yang tidak layak lanjut dia, pihaknya sudah mengosongkan ruangan tersebut sejak dua bulan lalu.
“Karena saya baru di sini, terus saya melihat ada kelas yang tidak layak itu bulan Oktober langsung kita kosongkan,” katanya.