BOGOR – Masyarakat RW04 Kelurahan Muarasari, Kecamatan Bogor Selatan mengeluhkan lambatnya pengerjaan pembangunan jembatan penghubung RW04 dengan Jalan Raya Tajur yang lambat dikerjakan oleh pihak kontraktor. Diketahui proyek pembangunan jembatan itu dikerjakan oleh CV. Maisara Karyaindo dengan nilai kontrak Rp 576.408.531 yang dimulai 22 Agustus 2022 dan harus selesai tanggal 20 November 2022 atau dikerjakan selama 90 hari kalender.
Warga setempat, Erik Prayoga (31) mengatakan, bahwa pembangunan jembatan tersebut sudah dimulai akhir bulan Agustus 2022 lalu, dimulai dengan dibongkarnya jembatan lama. Sebelum pengerjaan juga ada sosialisasi dari aparatur wilayah ke warga, bahwa warga harus melintasi jalan alternatif disamping pintu masuk Royal Tajur.
“Sudah ada sosialisasi dan jembatan lama sudah dibongkar. Tetapi kok hingga saat ini tidak nampak akan selesai tepat waktu, karena setelah dibongkar jembatan lama saat ini baru dibangun tiang penyangga jembatan,” ungkap Prayoga pada Selasa (15/11/2022).
Prayoga melanjutkan, setelah melihat papan plang proyek, dirinya kaget karena waktu pengerjaan hanya menyisakan lima hari kalender dari pengerjaan selama 90 hari kalender.
“Sekarang saja baru terlihat tiangnya, tidak akan selesai sesuai waktu kontrak. Proses pembangunan sepertinya masih panjang. Padahal itu akses jalan utama warga,” tuturnya.
Prayoga menjelaskan, sementara ini warga melintasi memutar ke jalan alternatif di samping pintu masuk kawasan Royal Tajur, tapi jaraknya cukup jauh. Yang lebih parahnya, warga terpaksa menggunakan jembatan yang sudah lama dan kondisinya mengkhawatirkan.
“Jadi jembatan yang digunakan sebagian warga adalah jembatan yang lama harus naik turun tangga dan hanya untuk pejalan kaki. Untuk motor harus lewat samping pintu masuk Royal Tajur. Untuk jembatan yang dilalui oleh sebagian pejalan kaki saat ini juga akses keluar masuk melalui kawasan rumah warga,” jelasnya.
Prayoga meminta agar Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Bogor agar menegur kontraktor agar melanjutkan pembangunan. Jangan sampai masyarakat harus lebih lama berkorban.
“Saya minta juga kontraktor jangan asal-asalan membangun,” tegasnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Pembangunan Kebinamargaan pada Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Bogor Dadan Hamdani mengatakan, pihaknya telah meninjau langsung ke lokasi dan baru ada tiang saja yang dikerjakan. Namun deadline kontrak tinggal beberapa hari lagi.
“Kami minta kontraktor untuk memaksimalkan pengerjaan. Jangan banyak alasan, kami akan rutin untuk mengecek. Kemungkinan dari prediksi, ada keterlambatan,” ungkap Dadan.