Bogor – Perumda Tirta Pakuan Kota Bogor menggelar konsultasi publik review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) periode 2019-2039 di IPB International Convention Center (IICC) Botani, Kecamatan Bogor Tengah, Selasa (8/1/2025). Acara tersebut dihadiri Penjabat (Pj) Wali Kota Bogor Hery Antasari, yang menjadi keynote speaker dalam kegiatan ini.
Dalam sambutannya, Hery menekankan pentingnya pengelolaan air minum secara profesional dan berkelanjutan. Menurutnya, air merupakan kebutuhan dasar manusia yang berpengaruh pada berbagai aspek, termasuk sosial, ekonomi, dan politik.
“Persoalan air ini bisa berdampak luas. Oleh karena itu, harus dikelola secara profesional dengan prinsip keadilan, transparansi, dan berkelanjutan,” kata Hery. Ia juga menyoroti peran pemerintah dalam menjamin ketersediaan air minum yang memadai dari segi kualitas, kuantitas, dan kontinuitas.
Hery menambahkan, dalam kebijakan pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming, penyediaan air minum menjadi prioritas yang sejalan dengan target pengurangan angka kemiskinan dan peningkatan kesehatan.
Sementara itu, Direktur Utama Perumda Tirta Pakuan Kota Bogor, Rino Indira Gusniawan, melalui Direktur Umum H. Rivelino Rizky menjelaskan bahwa kegiatan ini bertujuan mereview RISPAM 2019-2039 sesuai amanat yang memperbolehkan evaluasi setiap lima tahun.
“Kegiatan ini dilakukan untuk meninjau ulang program yang sudah berjalan dan menyesuaikannya dengan kebutuhan saat ini. Salah satu fokus utama kami adalah memastikan dukungan dari Pemkot, pemerintah provinsi, dan pemerintah pusat untuk menjamin keberlangsungan penyediaan air,” kata Rivelino.
Ia juga menyoroti ketergantungan pasokan air Tirta Pakuan pada Sungai Cisadane dan Ciliwung yang mencapai 87%, sementara sisanya berasal dari mata air. Alternatif pembiayaan dan perencanaan pengelolaan air, menurutnya, menjadi langkah penting ke depan.
Direktur Teknik Perumda Tirta Pakuan, Ardani Yusuf, menambahkan bahwa target pemerintah untuk meningkatkan cakupan layanan air bersih nasional menjadi 15% pada 2030 membutuhkan dukungan pendanaan yang signifikan.
“Kami telah merancang program 20 tahun ke depan untuk peningkatan kapasitas dan penambahan jaringan. Dengan kolaborasi bersama berbagai pihak, termasuk perbankan seperti BJB, kami optimis target dapat tercapai,” ujar Ardani.
Acara ini juga membahas potensi transformasi Perumda menjadi Perseroda agar lebih fleksibel dalam pengelolaan dan pengembangan usaha, serta memaksimalkan pelayanan kepada masyarakat Kota Bogor.