Barayanews.co.id – Kota Bogor kini menjadi proyek percontohan pengembangan laboratorium lapangan percepatan pengentasan stunting yang diinisiasi Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kesehatan Kementerian Kesehatan.
Kepala Balitbang Kesehatan Kemenkes, Siswanto mengatakan ini disematkan guna membangun kemitraan dan nantinya ada tahapan yang akan dilakukan yakni operasional dan komitmennya yang harus tetap dijaga.
“Kami ingin membangun kemitraan dengan Pemerintah Kota Bogor. Ada dua tahapan secara komitmen dan secara operasional yakni laboratoriumnya,” ujar Kepala Balitbang Kesehatan Kemenkes, Siswanto, Selasa, 25 Februari 2020.
Siswanto menyebutkan Balitbang Kesehatan telah melakukan studi kohort tumbuh kembang anak di Kecamatan Bogor Tengah. Pihaknya mengamati perkembangan anak mulai dari masa kehamilah hingga balita.
“Dari hasil studi kami punya data status gizi balita Kota Bogor 18,3 persen yang artinya dua dari 10 balita mengalami stunting. Angka ini jauh lebih baik dari angka nasional yang masih tiga dari 10 bayi mengalami stunting,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Kemenkes komitmen menurunkan angka stunting dengan mengintensifkan program Posyandu. Laboratorium lapangan ini diharapkan dapat menjadi model operasional penurunan stunting yang mengintegrasikan semua sektor.
“Di Kota Bogor juga sudah ada gerakan Taleus (Tanggap Leungitkeun Stunting), kita kolaborasikan. Saya yakin ini bisa jadi kegiatan yang lebih tajam, tepat dan terukur dan kalau Kota Bogor berhasil bakal jadi contoh daerah lain,” pungkasnya.