Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor menggelar doa bersama untuk keselamatan dan kemaslahatan Kota Bogor. Doa bersama ini digelar serentak di setiap masjid di Kota Bogor setelah ibadah shalat jumat.
Doa bersama yang dipusatkan di Masjid At Taqwa, Balai Kota Bogor, dipimpin Ketua MUI Kota Bogor, KH. TB Muhidin, Jumat (14/10/2022).
Sebelum memanjatkan doa bersama, Wali Kota Bogor, Bima Arya mengatakan, dalam beberapa hari kebelakang Kota Bogor didera bencana yang cukup banyak dampak dari cuaca ekstrem. Tercatat, hampir 1.300 warga Kota Bogor dan hampir 800-an rumah yang terdampak.
Informasi hingga hari ini, Jumat (14/10), ada tiga korban jiwa dinyatakan meninggal dunia akibat bencana yang terjadi. Salah satunya warga Gang Kepatihan yang tertimbun material longsoran serta masih ada dua warga yang terus dilakukan upaya pencarian oleh tim gabungan di lokasi bencana.
“Kita upayakan terus agar bisa ditemukan secepatnya dan berharap agar cuaca kondusif,” tuturnya.
Selain itu ada korban lain yang belum ditemukan, yaitu warga Tegallega dan satu lagi mahasiswi terseret arus air di Jalan Dadali.
“Sebagai umat beragama kita yakini sebagian dari persoalan ada kekhilafan, kesalahan dan dosa kita semua. Karena itu saya mohon keikhlasan semua, mari kita bersama-sama berdoa, memohon kepada Allah SWT agar semua diberi kekuatan dalam menghadapi bencana yang terjadi, dikuatkan kebersamaannya serta memohon ampun atas khilaf, salah dan dosa. Semoga Allah SWT meridhoi ikhtiar yang kita lakukan,” ungkap Bima Arya.
Bima Arya menambahkan, banyak hal yang tentunya tidak bisa manusia lawan karena force majeure dan curah hujan yang tinggi. Namun demikian kewajiban bagi manusia adalah memaksimalkan apa yang bisa dilakukan.
Kepada semua perangkat daerah dan aparatur wilayah di Pemkot Bogor ia menginstruksikan dan memerintahkan untuk tetap siaga dan siap untuk mengantisipasi kondisi yang mungkin terjadi, melaksanakan sterilisasi, pembersihan hingga pengecekan saluran air maupun drainase di wilayah masing-masing.
Ia tidak lupa menghimbau dan mengingatkan warga, khususnya yang tinggal di bantaran sungai, tebing-tebing maupun titik rawan bencana untuk siaga dan waspada mengingat cuaca ekstrem masih berlangsung.