BOGOR – Kasus positif Covid-19 di Kota Bogor hingga Selasa (27/7) tembus angka 3.408 kasus dan belum menunjukan melandai di masa PPKM Level 4 ini lantaran kasus harian diatas angka 100 kasus. Persoalan cukup pelik lantaran rupanya rasio tracing kasus Covid-19 di Kota Bogor masih jauh dari ideal.
Saat ini, rasio tracing di Kota Bogor masih di angka 1:6. Padahal idealnya rasio tracing satu kasus dengan 15 tracing kontak erat. Hal itu diungkapkan Wali Kota Bogor Bima Arya.
Menurutnya, Kota Bogor masih harus kerja keras agar setidaknya tim tracing yang ada bisa mencapai rasio tracing 1:8.
“Kita kan ada tim tracing unit lacak, di RT RW juga, diperkuat dengan TNI-Polri. Sekarang rasio tracing kita 1:6 lah. Masih harus kerja keras supaya kejar rasio 1:8, kita siap sesuaikan dengan target provinsi (Jawa Barat) lah,” katanya di Gedung Wanita Kota Bogor, Rabu (27/7).
“Idealnya itu satu banding 15, tapi di Indonesia nggak ada lah. Sekarang satu banding delapan saja sudah bagus,” papar Bima Arya.
Selain anggota dari pemerintah daerah, sambung dia, tim tracing juga mendapat bantuan dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Sedangkan para relawan saat ini masih fokus terhadap penanganan warga isolasi mandiri (isoman) ketimbang membantu tracing kasus.
Dari evaluasi yang ada, kata Bima Arya, tim tracing mendapati berbagai kesulitan dalam mendata dan melakukan penelusuran. Diantaranya meminta kejujuran dari warga kaitan aktifitas dan kontak eratnya.
“Yang sulit itu pendekatan ke warga, minta kejujuran soal itu. jadi nggak mudah, apalagi kalau cuma lewat telepon. Perlu skil khusus menggali data, sehingga kapasitas tracing bisa ditingkatkan,” tandasnya.
“Yang pasti fokus kita saat ini ke warga isoman dulu sekarang. Mengurangi angka kematian (isoman). Itu jadi prioritas kita,” tutup Bima Arya.