BOGOR – Komplek perumahan Puri Harmoni yang tersebar di sejumlah wilayah Kabupaten Bogor seperti Citeureup, Cileungsi, dan Parungpanjang, kembali menjadi sorotan lantaran kerap dilanda banjir. Banjir yang terjadi di kawasan-kawasan tersebut diduga kuat akibat pembangunan proyek yang tidak sesuai dengan standar teknis tata ruang dan elevasi lahan.
Sejumlah pemukiman Puri Harmoni diketahui dibangun di bawah garis elevasi normal, atau berada di bawah garis sepadan jalan dan sepadan sungai dimana area yang seharusnya menjadi zona aman dan terbuka hijau sesuai aturan tata ruang dan lingkungan.
Pengamat Tata Ruang dan Lingkungan asal Universitas Pakuan, Yogie Syahbandar, menilai bahwa peristiwa banjir tersebut tidak bisa dilepaskan dari kondisi fisik topografi dan perencanaan teknis kawasan.
Yogie menjelaskan, secara umum daerah yang berada pada elevasi lebih rendah memiliki potensi lebih besar untuk tergenang air, terutama saat sungai di sekitarnya meluap.
“Ketika permukaan tanah lebih rendah dari sungai, maka air dengan mudah akan masuk dan menggenangi area permukiman jika tidak ada upaya mitigasi yang baik,” jelas Yogie, Selasa (22/7/2025).
Dirinya juga menyoroti pentingnya kepatuhan terhadap aspek perizinan dan tata ruang. Ia mempertanyakan apakah kawasan perumahan tersebut telah melalui kajian yang memenuhi syarat sebagai kawasan permukiman.
“Harus dicek apakah sudah sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW), serta kepatuhan terhadap ketentuan teknis seperti Garis Sepadan Jalan (GSJ) dan Garis Sepadan Sungai (GSS),” tambahnya.
Lebih jauh, Yogie menekankan perlunya analisis risiko bencana secara menyeluruh, karena merupakan bagian penting dari pengelolaan tata ruang yang berkelanjutan.
“Perlu dilakukan upaya struktural melalui rekayasa teknik (engineering), namun harus tetap mengedepankan aspek lingkungan dan keselamatan masyarakat,” tegasnya.
Seharusnya, Pemerintah Kabupaten Bogor dan pengembang lebih serius dalam menata kawasan perumahan agar kejadian serupa tidak terus terulang, mengingat perubahan iklim yang semakin ekstrem.