BOGOR – Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim, terus memantau perubahan tinggi muka air (TMA) di Bendung Katulampa, Kecamatan Bogor Timur, Kota Bogor, akibat hujan yang terjadi sejak sore, Minggu (2/3/2025).
Pada pukul 21.00 WIB, ketinggian air di Bendung Katulampa mencapai 200 sentimeter. Setengah jam kemudian, pada pukul 21.33 WIB, kembali naik hingga 221 sentimeter.
“Untuk itu, saya mengimbau kepada masyarakat yang ada di bantaran Ciliwung untuk waspada. Khususnya warga Jakarta, kemungkinan limpasan air ini akan tiba di wilayah Jakarta sekitar pukul 06.30 pada Senin (3/3/2025) pagi,” kata Dedie A. Rachim.
Hingga pukul 23.30 WIB, pihaknya masih terus memantau situasi dan kondisi debit air di Bendung Katulampa.
Untuk meminimalkan dampak bencana di titik-titik rawan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bogor, Dinas Pemadam Kebakaran Kota Bogor, beserta potensi SAR lainnya dan unsur wilayah telah diterjunkan ke lokasi.
Kepala Pelaksana BPBD Kota Bogor, Hidayatullah, mengatakan bahwa saat ini petugas sudah disebar ke berbagai titik potensi atau rawan bencana.
“Teman-teman sudah kita sebar sejak menerima laporan di hulu Sungai Ciliwung maupun Cisadane, karena Kota Bogor ini menjadi lintasan dari dua sungai tersebut,” katanya.
Dalam mitigasi bencana ini, pihaknya telah melakukan upaya sedini mungkin untuk meminimalkan dampak bencana.
Hingga pukul 23.30 WIB, sudah ada enam laporan bencana yang terdiri dari atap rumah ambruk, banjir lintasan, pohon tumbang, longsor, dan sebagainya.
Selain BPBD, petugas Dinas Pemadam Kebakaran Kota Bogor juga melakukan berbagai langkah antisipasi untuk mengurangi dampak bencana.
Di Kampung Bebek, RT 002/010 Kelurahan Kedung Halang, Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor, petugas Pemadam Kebakaran mengevakuasi seorang lansia bernama Paroh saat terjadi luapan air Sungai Ciliwung.
Danru Regu 1 Damkar Pos Cibuluh, Agus Kurniawan, mengatakan bahwa saat mendatangi lokasi, ia melihat debit air mulai naik dan melintasi permukiman warga.
“Iya, ketika debit air naik, kami melihat ada lansia. Kemudian kami bujuk untuk dievakuasi karena air sudah merendam teras depan rumah warga,” kata Agus.
Setelah dibujuk, Nenek Paroh pun bersedia dievakuasi ke tempat yang lebih aman.
“Kemudian kami gendong Nenek Paroh dan mengevakuasinya ke rumah warga sekitar yang jauh dari potensi banjir maupun longsor. Alhamdulillah, sekarang sudah aman dan sudah dievakuasi,” ujarnya.