Close Menu
    Facebook X (Twitter) Instagram
    Trending
    • Pemkot Bogor Investigasi Dugaan Keracunan Makanan Siswa
    • Kantongi Penuh Dukungan Seluruh Inorga, ZM Kembali Nakhodai KORMI Kota Bogor
    • Revitalisasi Rampung, Lapangan Mini Soccer Taman Manunggal Kembali Dibuka
    • Puluhan Siswa Keracunan MBG, DPRD Kota Bogor Minta Investigasi Total dan Evaluasi SPPG
    • Diduga Keracunan MBG, SPPG Batutulis Sebut Makanan Sesuai SOP
    • Puluhan Siswa Diduga Keracunan MBG, Alami Keluhan Muntah dan Lemas
    • DPRD Kota Bogor Terima Draft RAPBD 2026, Banggar Langsung Lakukan Pembahasan
    • DPRD Bogor Tampung Aspirasi Aksi Budayawan Soal Proyek Jalan Batutulis
    Facebook X (Twitter) Instagram
    BarayaNewsBarayaNews
    • Politik
      • Nasional
      • Internasional
    • Olahraga
      • Sepak Bola
    • Teknologi
      • Gadget
    • Peristiwa
    • Kesehatan
    • Kolom Penulis
    • Kota Bogor
    BarayaNewsBarayaNews
    Home » Politik » Kota Bogor » Pare, Sayur Pahit Penghasil Duit
    Kesehatan

    Pare, Sayur Pahit Penghasil Duit

    23 November 20203 Mins Read
    Facebook Twitter WhatsApp Telegram
    Share
    Facebook Twitter LinkedIn Pinterest Email Telegram WhatsApp

    Barayanews.co.id – Karena rasanya yang dominan pahit, tidak semua orang suka dengan sayur yang satu ini. Biasanya, sayur ini jadi pelengkap dalam olahan tradisional, atau jadi panganan utama bagi kaum hawa yang memanjakan kulitnya.

    Kali ini, barayanews.co.id akan mengulas sayuran hijau bernama Peria atau Pare, masyarakat Jawa Barat menyebutnya dengan Paria dari mulai penanaman hingga penjualannya.

    Si sayur pahit ini menjadi primadona pendulang rupiah bagi kelompok tani di Kota Bogor.

    Salah satu Kelompok Wanita Tani (KWT) di wilayah Kampung Karya Bhakti, RW 04, Kelurahan Cilendek Barat, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor mengaku, Pare ini menjadi komoditi pasar yang tidak pernah kekurangan konsumen.

    Pasalnya, sekali panen, si pahit ini bisa menghasilkan 300kg sampai 700kg. Tak aneh, jika KWT ini bisa menjual Pare dengan total 5 ton setiap panennya.

    Hal itu dikatakan Yani, Ketua KWT Berkarya saat ditemui di kebunnya usai panen baru-baru ini.

    “Sekali panen bisa sampai 300kg, keduanya bisa 700kg, dengan jangka waktu 4 harian setiap kali panen. Kalau diakumulasi bisa sampai 5ton pare kita jual,” tuturnya.

    Ia menambahkan, pada masa pandemi ini komoditi sayuran termasuk Pare tidak mengalami penurunan konsumen. “Alhamdulillah pandemi ini, sayuran atau umumnya sektor pertanian tidak mengalami penurunan. Sejauh ini lancar terus. Karena kami tidak hanya menanam Pare, sayuran jenis lain pun sama,” tambahnya.

    Setelah dilakukan penyortiran, hasil panen Pare jenis Hokian ini dikemas dalam plastik sebelum didistribusikan ke salah satu pasar di Kabupaten Bogor. “Kita sortir dulu sebelum packing. Biasanya ada yang kena hama. Persentase sedikit yang busuk. Satu kantong besar itu diisi kurang lebih 24kg. Satu kilonya dihargai dengan kisaran Rp5000 sampai Rp7000,” kata Yani.

    “Peria yang dihinggapi hama jenis Lalat buah (Ngengat) ini buah yang tumbuh dibawah dan langsung menyentuh ke tanah. Makanya diusahakan si buahnya ga nempel di tanah,” tambahnya.

    Sementara, dalam pembudidayaannya, lanjut Yani, sayuran Peria ini tidak membutuhkan perawatan yang sulit dan ‘ribet’. Hanya saja si hijau pahit ini membutuhkan cahaya matahari yang cukup dalam pertumbuhannya.

    “Lazimnya pare ini tumbuh di musim kemarau. Jadi, musim hujan agak ada penurunan. Tapi tidak signifikan. Sayuran jenis pare ini terbilang tanaman yang bandel dengan perubahan musim atau cuaca,” jelasnya.

    Sayuran yang biasa dikonsumsi menjadi tumisan atau lalapan ini ditanam di lahan seluas 3.500 meter persegi. KWT Berkarya ini menjaga fluktuasi pangsa pasar dengan mengganti komoditi. Selain Peria, Yani Cs juga menanam sayuran jenis Mentimun dan terung.

    “Pergantian penamanan dibutuhkan agar memperbaiki kesuburan tanah. Kita seling dengan terung dan mentimun. Setelah panen diistirahatkan dulu tanahnya. Unsur haranya harus baik dalam melakukan penanaman. Selain itu, karena kita juga menjaga fluktuasi pangsa pasar. Tapi kondisi tersebut kita sudah memahami. Sudah biasa,” pungkasnya.

    Buah dengan tekstur panjang bergelombang ini dipanen dalam waktu kurang lebih dua bulan dari masa penanaman.

    KWT Berkarya ini mempekerjakan 3 orang tenaga professional dan 5 orang warga setempat untuk memberdayakan potensi di wilayah.

    Yani menjelaskan dengan hasil panen baik itu Peria, Mentimun ataupun jenis sayuran lain merupakan bentuk ketahanan pangan. “Paling tidak untuk di rumah sendiri kami tidak usah beli. Jadi untuk ketahanan pangan juga,” tutupnya.

    Add A Comment

    Bagaimana Pendapat Anda?Batalkan balasan

    Berita Lainnya
    Kota Bogor

    Permudah Akses Layanan Hukum, Ditjen AHU Resmikan Gerai Administrasi di MPP Kota Bogor

    7 Mei 2025
    Kota Bogor

    Sukses dengan SKCK Goes to School, Kementrian PPPA Apresiasi Kapolresta Bogor Kota

    9 Juli 2024
    Kota Bogor

    Komisi III DPRD Sidak Pasar TU Kemang, Soroti Infrastruktur Buruk dan Rencana Revitalisasi 2027

    28 April 2025
    Kesehatan

    PSBMK Kota Bogor Diperpanjang 3 Hari

    11 September 2020
    Kolom Penulis
    Kolom Penulis

    Anak Muda dan Kaderisasi Partai Politik

    5 Januari 2024

    Demokrasi kita dibangun berdasarkan amanat UUD dan berasaskan Pancasila. Disitu jelas bahwa suara kita, aspirasi…

    Pembebasan Biaya Pendidikan, Sesuai Harapan Kah?

    1 Desember 2020
    Trending
    Bisnis

    Harga Emas Meroket, Ini Rekor Jon!

    1 Desember 2020

    Barayanews.co.id – Harga emas batangan PT Aneka Tambang (Antam) berada di angka Rp853.000 per gram…

    Ekonomi

    Jelang Idul Fitri, Sekda Buka Gelar Pangan Murah di Kecamatan Bogor Utara

    27 April 2022

    Menjelang hari raya Idul Fitri, Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor bekerjasama dengan Badan Penyuluhan dan…

    Ekonomi

    Pemkot Ajukan Anggaran Masjid Agung, DPRD Kota Bogor Minta Jaminan Pembangunan Rampung

    4 Agustus 2022

    BOGOR – DPRD Kota Bogor saat ini tengah melakukan pembahasan Kebijakan Umum Anggaran (KUA) dan…

    Ekonomi

    TPID Kota Bogor Segera Lakukan Langkah Pengendalian Inflasi

    15 November 2022

    Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) kembali menggelar Rapat Koordinasi (Rakor) Inflasi Daerah secara virtual, Senin (14/11/2022).…

    Ekonomi

    Pasar Gembrong Sukasari Hadir Lebih Bersih dan Nyaman, Siap Tampung Pedagang Pasar Bogor

    25 April 2025

    BOGOR — Proses revitalisasi Pasar Gembrong Sukasari yang terletak di Jalan Siliwangi, Kelurahan Sukasari, Kecamatan…

    Covid19

    Partai Politik dan Isu Kebijakan Undang-Undang Omnibus Law Cipta Kerja

    2 Juli 2021

    Argumentasi yang diajukan dalam tulisan ini menyatakan bahwa pelaksanaan rezim produksi di Indonesia khususnya selama…

    Tentang Kami

    BarayaNews.co.id

    PT. Kreasi Baraya Mandiri adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang media yang menaungi website portal berita barayanews.co.id untuk menayangkan berita terkini dan terpercaya.

    Laman Kami
    • Kebijakan Privasi
    • Kontak
    • Pedoman Media Siber
    • Redaksi
    • Syarat Karya Tulis
    © 2025 PT Kreasi Baraya Mandiri

    Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.

     

    Memuat Komentar...
     

    Anda harus log masuk untuk menerbitkan komentar.