Sejak pagi, ribuan masyarakat sudah memadati Jalan Jenderal Sudirman dan Jalan Ir. H. Djuanda untuk menyaksikan helaran Hari Jadi Bogor (HJB) ke-541, Minggu (4/6/2023).
Helaran dimulai dengan pawai dari Balai Kota Bogor yang diawali Drum Band dari Pusdikzi, kemudian diikuti oleh Penari Mojang Pajajaran, seni budaya dari Cilegon dan ditengah-tengah pawai, Wali Kota Bogor, Bima Arya, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Uno, Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil dan Wakil Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim menaiki kuda tugang berjalan mengikuti pawai.
Selain itu pawai ini juga diikuti Oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bogor, Syarifah Sofiah dan para kepala organisasi perangkat daerah, BUMD dan kepala dinas.
Tidak sekedar mempertunjukkan seni budaya, namun pawai juga menampilkan kreativitas dan atraksi sehingga masyarakat bisa langsung berinteraksi dengan para pejabat Kota Bogor dan dengan para peserta pawai helaran.
Dalam kesempatan itu beberapa dinas dan wilayah juga menyampaikan kampanye cegah dan pengentasan stunting dan ODF serta KB dan sadar lingkungan untuk menjaga lingkungan.
Di titik panggung utama di Jalan Jenderal Sudirman para peserta helaran mempertunjukan penampilannya, diantaranya seni budaya dari Cilegon, Tarian Kawanua dari Sulawesi Utara, Silat khas Minangkabau, perempuan berkebaya Indonesia, komunitas sepeda ontel, golok pedang sepuh nusantara, ngibing bersama Kota Bogor, komunitas lari Kota Bogor, maskot Si Rubo, barongsai dan liong.
Menariknya enam kecamatan di Kota Bogor juga ikut menampilkan kesenian khas dan tradisi budaya di wilayahnya.
Berbeda dari peserta lainnya, Kecamatan Bogor Selatan selain menampilkan seni tradisi kebudayaan juga menyampaikan pesan tentang pelestarian lingkungan.
Camat Bogor Selatan, Abdul Rahman mengatakan, Kecamatan Bogor selatan menampilkan kesenian dengan tema Nyi Mas Putri Kararas Sari.
Secara umum Kecamatan Bogor Selatan memiliki potensi besar dan semangat yang tinggi untuk membangun bersama masyarakat yang cerdas, kreatif, inovatif kuat, mandiri dan bermartabat.
“Persembahan HJB tahun ini digarap dengan konsep tari yang atraktif dinamis dan artistik. Sebanyak 25 penari nama garapan tari Nyi Mas Putri Kararas Sari yang berarti karya Motekar barang bekas. Jadi pakaian kostum aksesoris yang digunakan itu semua terbuat dari barang limbah,” katanya.
Hal itu lanjut Abdurrahman dilakukan sebagai perwujudan kebahagiaan warga Bogor Selatan untuk menjaga Adipura dan peduli terhadap lingkungan.
“Aksesoris pusaka kujang dan gunungan, bahwa Bogor Selatan identik sebagai pusat dayeuh sejarah yang kaya atas peninggalan kerajaan Pajajaran dengan alam yang indah, hijau, asri, bersih di bawah kaki Gunung Salak. Hasil bumi yang subur dan UMKM yang maju dan berkembang di Bogor Selatan diusung pada jampana menjadi kebanggaan dan rasa syukur kepada yang telah menganugerahkan Bogor Selatan wilayah yang subur makmur,” ujarnya.
Di akhir penampilan setiap kecamatan, dibagikan isi dari dongdang yang dibawa kepada masyarakat. Pembagian isi dongdang atau Jampana itu pun menjadi momentum yang ditunggu tunggu oleh masyarakat.
Wali Kota Bogor, Bima Arya diakhir kegiatan menyampaikan rasa syukur dan bahagianya melihat suka cita warga bersama-sama menyaksikan helaran.
“Sangat gembira melihat warga bersukaria, setelah cukup lama menahan karena pandemi, tapi terharu karena ini kesempatan terakhir merayakan HJB bersama warga sebagai wali kota. Saya betul-betul mendoakan agar wali kota berikutnya bisa menjaga tradisi yang sudah baik, kebersamaan bersama warga, Bogor sebagai kota untuk semua,” ujarnya.
Kota Bogor lanjut Bima Arya memiliki warga yang hebat dan modal sejarah yang sangat luar biasa dalam membangun kekuatan dan kebersamaan bersama warga.
“Saya yakin Bogor sudah on the track akan menjadi kota terbaik di Indonesia, dengan syarat menjaga kebersamaan,” katanya.