BOGOR – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor mencatat sebanyak 71 warga Kelurahan Cipaku, Kecamatan Bogor Selatan diduga mengalami keracunan massal. Kejadian ini terjadi setelah warga menyantap hidangan peringatan haul di Kampung Babakan, RW 12, Kelurahan Cipaku pada Sabtu, 31 Mei 2024 lalu.
Kepala Dinkes Kota Bogor, Sri Nowo Retno, mengungkapkan bahwa hingga Sabtu pukul 19.30 WIB, total ada 71 orang yang menunjukkan gejala keracunan dan dirawat di Puskesmas Cipaku.
“Saat ini ada 6 orang yang masih dirawat di Puskesmas Cipaku,” ungkap Retno kepada wartawan.
Masih dikatakan Retno, warga yang bergejala telah mendapatkan penanganan medis di Puskesmas Cipaku atau sekitarnya. Namun, ada 8 warga yang harus dirujuk ke rumah sakit untuk perawatan lebih lanjut.
“Dari 8 warga tersebut, 3 orang dirawat di Rumah Sakit Juliana, 4 orang di Rumah Sakit Melania, dan 1 orang di Rumah Sakit UMMI,” terangnya.
Retno menjelaskan bahwa masih ada 4 pasien yang dirawat di Puskesmas Cipaku, 1 pasien di Rumah Sakit UMMI, dan 2 pasien di Rumah Sakit Juliana.
“Sementara itu, satu pasien laki-laki berusia 29 tahun yang dirawat di Rumah Sakit Juliana dinyatakan meninggal dunia. Pasien tersebut sebelumnya sempat dirujuk dari Puskesmas Cipaku ke Rumah Sakit Juliana dan pada Senin sore, ada kabar satu pasien meninggal dunia,” jelasnya.
Retno menegaskan bahwa penyebab kematian pasien tersebut belum dapat dipastikan apakah akibat keracunan. Hingga kini, Dinkes Kota Bogor tengah berkoordinasi dengan pihak Rumah Sakit Juliana untuk mengklarifikasi penyebab kematian tersebut.
“Puluhan pasien yang ditangani di Puskesmas Cipaku rata-rata mengalami gejala yang sama, yaitu diare, muntah, dan sakit perut,” tegas Retno.
Menurut Retno, gejala keracunan diduga berasal dari hidangan yang disajikan pada acara haul yang diadakan oleh salah satu warga setempat pada Sabtu malam.
“Setelah dianalisis, ada riwayat yang sama, sehari sebelumnya mereka makan dari acara haul di RW 12 Kelurahan Cipaku,” ujar Retno.
Saat ini, Dinkes Kota Bogor bersama Puskesmas Cipaku sedang melakukan investigasi lebih lanjut dan akan memeriksa sampel makanan di laboratorium, termasuk spesimen muntahan atau feses untuk mengetahui penyebab keracunan.
“Jadi, dugaan sementara ini keracunan berasal dari makanan di acara haul,” pungkasnya.