BOGOR – Wali Kota Bogor, Bima Arya membuka ‘Thrift for Semeru, Rekreasi Sambil Donasi’ yang diinisiasi Komunitas Bogor Mengabdi, Tilusoca dan Aksi Cepat Tanggap (ACT) di Bogor Creative Center (BCC), Jalan Ir. H. Juanda, Kota Bogor, Sabtu (15/1/2022).
Acara tersebut diisi Thrift Shop, pameran ekraf, screening film, kuliner, pelatihan bahasa isyarat, talkshow dan live music.
Dia mengungkapkan rasa bangga terhadap komunitas Bogor Mengabdi dan pihak lain yang terlibat untuk peduli dengan para korban Semeru.
“Saya bangga teman-teman menginisiasi hal-hal tersebut melalui cara-cara yang lebih kreatif dan memanfaatkan Bogor BCC. Saya mendukung acara ini dan kita tunggu kiprah-kiprah selanjutnya,karena yang paling menarik bukan saja sosialnya tetapi juga kolaborasi semua yang terlibat dan menjadikan powerfull,” kata Bima Arya
Kepada semua yang hadir, Bima Arya mengungkapkan anak muda dibagi menjadi tiga, yaitu anak muda yang asyik dengan dirinya, anak muda yang galau dengan dirinya sehingga tidak tahu mau berbuat apa. Terakhir adalah anak muda yang selesai dengan dirinya.
Anak muda yang selesai dengan dirinya ungkap Bima Arya berpikir beyond personal interest (di luar kepentingan pribadi) atau berpikir lingkungan yang lebih luas dan memikirkan lingkungan yang jauh, contohnya di Semeru.
Apriansyah, founder Bogor Mengabdi menyampaikan, agenda ini kolaborasi untuk mengumpulkan donasi bagi para korban Gunung Semeru. Melalui acara tersebut diharapkan para anak muda Kota Bogor berkumpul dan bersatu untuk satu suara.
Usai sambutan Bima Arya bersama semua yang hadir berkesempatan belajar bahasa isyarat dan abjad tentang Bahasa Isyarat Indonesia (Bisindo) secara singkat bersama Iqbal.
Presentasi tentang para penyandang Tuli disampaikan Novita, Ketua Gerakan untuk Kesejahteraan Tunarungu Indonesia (Gerkatin) Kota Bogor.
Usai menghadiri, Bima Arya didampingi Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kota Bogor, Atep Budiman, Sekretaris Kecamatan Bogor, Dicky Iman Nugraha dan tamu undangan mengunjungi tenan. Tidak lupa Bima menyampaikan semangat bagi para penyandang Tuli.
Dewani, Juru Bahasa Isyarat Kota Bogor yang juga pendukung acara menjelaskan para teman Tuli, lebih senang dipanggil Tuli dibanding tunarungu.