Wali Kota Bogor, Bima Arya bersama Ketua Tim Penggerak Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Kota Bogor, Yane Ardian, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor dan aparatur wilayah menyusuri pemukiman padat penduduk di Kelurahan Bantarjati, Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor, Kamis (29/9/2022) melakukan sosialisasi dan mengajak para orang tua melakukan imunisasi anaknya.
Kedatangan Bima Arya dan Yane Ardian itu pun disambut antusias masyarakat yang membawa anaknya untuk menjalani imunisasi. Sambil membagikan makanan ringan dan susu, keduanya berbincang dengan warga dan mengajak anak-anak bersenda gurau sebelum di imunisasi. Lokasi imunisasi ini pun dibuat ceria dengan dekorasi dan aksesoris agar anak-anak yang datang ceria.
Saat ini kata Bima Arya, capaian imunisasi measles (campak) dan rubella (campak Jerman) yang disingkat dengan imunisasi MR ini capaiannya baru mencapai 79 persen di Kota Bogor.
“Tapi kita ingin kerja keras karena ini penting untuk anak-anak ya, supaya mereka siap untuk menjadi anak-anak tangguh di era bonus demografi ini,” katanya.
Untuk mengejar capaian imunisasi yang tinggal satu hari lagi ini, ia memerintahkan kepada semua aparatur wilayah untuk turun ke pemukiman warga melakukan jemput bola dengan cara door to door ataupun sweeping.
“Jadi semuanya (anak-anak) dibawa dan semuanya diminta untuk di imunisasi,” tegasnya.
Dari data UNICEF kata Wali Kota, capaian vaksinasi di kota-kota besar di Indonesia dan di Jawa Barat memiliki capaian yang rendah. Untuk itu ia meminta agar di sisa waktu yang ada terus digencarkan sosialisasi dan edukasi serta ajakan imunisasi.
“Hampir semua kota besar sama, kata UNICEF ini urban paradox. Di desa-desa di kabupaten justru lebih tinggi daripada di kota. Mungkin kota-kota merasa kurang perlu, padahal perlu,” ujarnya.
Bima Arya menyatakan, di Kota Bogor capaian target imunisasi tertinggi juga berada di wilayah pinggiran kota. Kondisi tersebut berbanding terbalik dengan capaian target imunisasi di tengah kota yang masih rendah.
Di lokasi yang sama, Kepala Dinkes Kota Bogor, Sri Nowo Retno mengatakan, pihaknya sudah melakukan pendataan anak-anak yang belum mendapatkan vaksinasi. Selanjutnya dengan cara jemput bola dari pintu ke pintu, by name by address Dinkes mencoba memaksimalkan capaian target imunisasi MR.
“Strateginya sama kaya vaksin, kita gerakan ke semua stakeholder termasuk ke organisasi keagamaan. Karena ada faktor pemicu itu yang perlu dilakukan pendekatan oleh tokoh agama,” ujarnya.
Imunisasi MR pada Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) ini berlangsung hingga 30 September 2022. Sedangkan untuk imunisasi kejar masih berlangsung hingga Desember 2022. BIAN ini memiliki tujuan untuk melindungi anak Indonesia dari penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan Imunisasi.
BIAN adalah pemberian imunisasi tambahan Campak-Rubella serta melengkapi dosis Imunisasi Polio dan DPT-HB-Hib yang terlewat. Manfaat BIAN dapat mencegah kesakitan dan kecacatan akibat Campak, Polio, Pertusis (batuk rejan), Rubella, Difteri, Hepatitis B, Pneumonia (radang paru), Meningitis (radang selaput otak)
Sasarannya yaitu imunisasi tambahan campak-rubella, yaitu anak usia 9 – 59 bulan tanpa melihat status imunisasi campak-rubella sebelumnya. Sasaran imunisasi kejar yaitu anak usia 12-59 bulan untuk melengkapi status imunisasi yang terlewat/belum lengkap.
Dari sisi keamanan kata Retno sapaan Kadinkes, imunisasi ini sudah mendapat jaminan keamanan.
“Kita juga melibatkan semua dokter spesialis dan menyosialisasikan langsung ke masyarakat. Memang ada yang menolak dan khawatir dan ada juga blank spot yang pemahamannya belum tahu disitu kita kemudian mendatangkan dokter spesialis untuk melakukan edukasi dan sosialisasi,” ujarnya.