Helaran di Alun-Alun Kota Bogor, menjadi pemuncak peringatan Hari Jadi Bogor ke 540. Meskipun sempat diguyur hujan, pesta budaya yang menampilkan beragam kesenian daerah itu tetap meriah. Warga antusias menyaksikan pesta yang telah menjadi agenda tahunan itu. Helaran diawali parade Forkopimda menunggangi kuda dari balaikota menuju alun-alun. Diikuti sejumlah pimpinan OPD yang berjalan kaki sepanjang Jalan Juanda hingga ke depan alun-alun.
Panggung utama di alun-alun dimeriahkan dengan pagelaran seni dari sejumlah sanggar dan perwakilan setiap kecamatan. Mereka bergantian menunjukkan penampilan terbaiknya. Bukan hanya menampilkan kesenian, keenam perwakilan kecamatan juga membawa dongdang berisi makanan dan minuman yang menjadi ciri khas wilayahnya masing-masing. Mulai dari sayuran, buah-buahan, cemilan, kue-kue, serta kudapan lainnya yang berada di dongdang, kemudian dibagi kepada warga.
Menurut Wali Kota Bogor, Bima Arya, peringatan HJB ke-540 kali ini situasinya berbeda dibanding tahun sebelumnya, karena kasus Covid-19 mulai melandai. Itulah alasan digelarnya kembali helaran atau festival budaya. Ia bersyukur melihat masyarakat bisa kembali bergembira setelah semua pihak bekerjasama berjuang menghadapi pandemi.
“Tanpa kerja keras semua pihak, tidak mungkin pendemi bisa kita atasi. Doa kita untuk seluruh petugas yang telah gugur dalam penanganan Covid-19 dan juga bagi warga yang telah wafat di masa pandemi. Semoga diberikan tempat paling mulia di sisi Allah SWT,” katanya. Ia juga mengingatkan bahwa Kota Bogor perlu terus dibangun dan dibenahi. “Tetapi pembangunan dan perubahan, tidak dengan merusak lingkungan. Kita perlu pertumbuhan ekonomi, tapi tidak mengorbankan anak cucu. Kita perlu mengejar investasi, tapi hanya yang peduli pada pembangunan yang berkelanjutan,” tegasnya.
Selain helaran, beragam agenda acara peringatan terangkai sejak pagi hari. Nuansa Sunda juga menghiasi rapat paripurna istimewa di DPRD Kota Bogor pada pagi harinya. Dihadiri Plh Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum, seluruh yang hadir menghormati HJB dengan khusus mengenakan pakaian khas Sunda. Begitupun kata pengantar dan sambutan paripurna memakai Bahasa Sunda. Ini adalah protokoler yang sudah berlangsung dalam dua dekade terakhir.
Usai paripurna Wakil Wali Kota Bogor, Dedie A Rachim menilai peringatan HJB sebagai titik evaluasi. “Momentum HJB sekaligus sebagai bahan untuk introspeksi diri. Sebab, bagaimanapun pembangunan itu harus berkelanjutan,” ujarnya. Salah satu pembangunan fisik yang menurutnya diperlukan segera adalah pelebaran Jembatan Otista. Untuk itu Pemerintah Kota Bogor masih menanti lampu hijau untuk anggarannya yang diajukan ke Pemerintah Provinsi Jawa Barat.
Plh Gubernur Jabar, Uu Ruzhanul Ulum merespon. Menurutnya, Pemerintah Provonsi Jabar akan mempertimbangkan alokasi anggaran perbaikan dan pelebaran jembatan tersebut. Perbaikan dan pelebaran jembatan itu memang menjadi salah satu solusi untuk menyelesaikan kemacetan di Kota Bogor. “Kami tidak mempermasalahkannya (anggaran),” tegasnya. Namun ia berharap semua pihak bersabar. Sebab, “Ini semua perlu tahapan, perlu payung hukum, perlu mekanisme. Apakah bentuknya hibah ke Kota Bogor ataupun yang dikerjakan oleh kita. Tergantung status jalan ini, milik pemprov Jabar atau Kota Bogor,” lanjutnya.
Sementara itu Dedie mengingatkan, pembangunan bukan hanya sekadar insfrastruktur dan fisik. Pembangunan juga perlu menyentuh aspek sumber daya manusia. “Kemajuan sebuah kota tak hanya fokus pada apa yang dapat dilihat saja, tetapi bagaimana dapat mewujudkan masyarakat yang cerdas. SDM Kota Bogor harus unggul dan menjadi kontributor dari tercapainya Indonesia Emas di tahun 2045.” lanjutnya.
Kesibukan memperingati HJB tak mengabaikan jalannya tugas pelayanan ke masyarakat. Dalam hal itu Pemerintah Kota Bogor menyerahkan KTP secara serentak kepada 11 pelajar di sekolah yang berbeda. Sekaligus penyerahan KTP ini menjadi peringatan ulang tahun ke-17 bagi mereka. Ini adalah hadiah kejutan yang diserahkan langsung oleh Wali Kota Bogor.
Tak ayal kejutan ini membuat Annisa Putri, salah satu penerima KTP, benar-benar terkejut. Siswi yang sedang praktik di ruang laboratorium itu kaget saat Bima Aya menghampirinya. Bahkan, bukan hanya menerima KTP-el, tapi juga dibawakannya kue ulang tahun, kado kartu BJB Cash dan voucer pemeriksaan potensi akademik dari PMI. Ia tak menyangka ulang tahunnya hari itu menjadi sangat istimewa dan juga bertepatan dengan HJB. “Semoga Kota Bogor semakin berkembang lebih baik lagi dan makin maju. Setelah selesai praktik, saya akan makan kue bersama teman-teman saya,” ujarnya.
Kejutan sweet seventeen juga dirasakan salah satu siswi di SMK Baranangsiang Bogor, Maureen Ivanna Subrata. Siswi itu sedang berada di kelas bersama teman-teman dan gurunya ketika Bima membawakan kue ulang tahun beserta KTP-el. Tentu saja, seisi kelas sontak menjadi riuh dan bergembira.
Maureen merasa sangat senang dengan kehadiran Wali Kota. Ia pun tak menyiakan kesempatan langka itu untuk mengabadikannya dengan berfoto bersama. “Deg-degan banget. Saya baru pertama kali ketemu Pak Wali. Senang banget. Saya harap Kota Bogor semakin maju dan makin banyak wisatawan yang datang ke Kota Bogor,” katanya.
Tak hanya mengunjungi para pelajar yang berulang tahun ke-17 itu. Wali Kota Bogor Bima Arya juga menyempatkan diri untuk menjenguk bayi yang lahir, bertepatan dengan HJB ke-540. Ia menyerahkan akta kelahiran dan sejumlah bantuan untuk warga yang baru melahirkan anaknya.
Masih banyak agenda dan kegiatan yang dilaksanakan untuk HJB 540. Semoga semua itu tak hanya menjadi sekadar hiburan, melainkan bisa menyemangati warga untuk semakin mencintai kotanya. Semakin peduli dengan kebersihan kota, keindahan, ketertiban dan keamanan kotanya. (Advertorial)