BOGOR – Yayasan Jantung Indonesia (YJI) Cabang Kota Bogor menggelar rangkaian kegiatan dalam rangka memperingati Hari Jantung Sedunia 2025 yang berlangsung meriah di area terbuka bangunan cagar budaya, Komplek DPRD Kota Bogor, Sabtu (25/10/2025).
Kegiatan dimulai dengan Senam Jantung Sehat yang dipandu instruktur profesional, dilanjutkan dengan penampilan senam kreatif bertema kesehatan jantung dari berbagai komunitas melalui Forkot Dua. Selain itu, acara juga diisi dengan pelatihan dan pengukuhan Klub Jantung Sehat (KJS) Kota Bogor, serta edukasi bantuan hidup dasar oleh Imani Care.
Tidak ketinggalan, para peserta juga mendapat materi kesehatan jantung dari dokter spesialis yang membahas perkembangan teknologi medis dan upaya pencegahan penyakit jantung. Acara turut dirangkaikan dengan kegiatan Balai Rakyat sebagai wadah interaksi masyarakat.
Ketua YJI Cabang Kota Bogor, Najamudin, menyampaikan keprihatinannya atas meningkatnya kasus penyakit jantung di Kota Bogor. Ia menegaskan pentingnya aktivitas fisik rutin seperti senam jantung untuk menjaga kesehatan.
“Dari hari ke hari, persentase penyakit jantung meningkat. Maka kami melakukan kegiatan seperti senam jantung ini untuk meminimalisir risiko tersebut,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua YJI Provinsi Jawa Barat, Komar Hanifi, menekankan pentingnya menjauhi rokok dan menjaga gaya hidup aktif. Ia mengapresiasi konsistensi YJI Kota Bogor dalam memasyarakatkan senam jantung.
“Harapannya, seluruh masyarakat mulai peduli terhadap kesehatan jantung masing-masing. Penyakit jantung masih bisa dicegah agar tidak berkembang menjadi lebih berat, karena jika sudah parah, risikonya tinggi,” jelasnya.
Kegiatan ini juga dihadiri oleh Ketua DPRD Kota Bogor Adityawarman, pengurus KORMI Kota Bogor, pengurus YJI Provinsi Jawa Barat, serta sejumlah dokter dari berbagai rumah sakit di Kota Bogor.

Dalam kesempatan yang sama, Wali Kota Bogor Dedie A. Rachim turut hadir dan menegaskan pentingnya perubahan perilaku masyarakat dalam menjaga kesehatan jantung. Ia menyebut, meski Indeks Harapan Hidup Kota Bogor mencapai 75,8 tahun, namun masih banyak warga yang kurang aktif bergerak dan tidak memperhatikan pola makan sehat.
“Dari pemeriksaan kesehatan gratis selama delapan bulan, baru 31 persen warga yang memeriksakan kesehatannya. Dan dari angka itu, hampir 90 persen ternyata malas gerak,” ungkapnya.
Dedie menambahkan, hasil Cohort Study 2015–2020 menunjukkan empat penyakit tertinggi di Kota Bogor adalah hipertensi, diabetes, kanker, dan jantung. Kurangnya konsumsi buah serta sayur menjadi faktor yang memperburuk kondisi kesehatan warga.
“Tantangan kita adalah mengajak sebanyak mungkin warga untuk aktif bergerak. Kalau senang berolahraga, maka risiko serangan jantung tentu akan lebih rendah,” katanya.
Sebagai bentuk dukungan terhadap gaya hidup sehat, Pemkot Bogor terus memperbaiki jalan pedestrian, membangun taman-taman baru, serta menambah sarana olahraga agar masyarakat memiliki lebih banyak ruang untuk beraktivitas.
“Ayo kita capai target pemeriksaan kesehatan gratis 70 sampai 75 persen dalam dua setengah bulan ke depan,” pungkas Dedie.

