Stasiun Bogor mendapatkan penganugerahan Museum Rekor Dunia – Indonesia (MURI) sebagai Stasiun Kereta Terintegrasi Alun-alun Kota Bogor dengan koneksi internet Wi-Fi Gratis Tercepat 2.000 Mbps.
Penganugerahan Rekor MURI ini diserahkan perwakilan MURI kepada Kepala DAOP I Suryawan Putra Hia yang turut disaksikan Wali Kota Bogor, Bima Arya tepat di pintu masuk timur stasiun Bogor, Kamis (31/3/2022).
Wali Kota Bogor, Bima Arya mengatakan, membangun kota itu bukan hanya mempercantik kota. Ia menjelaskan, selama delapan tahun terakhir, ada konsep yang terus dipegang dan tergambar dengan jelas di titik ini.
Pertama yakni revitalisasi, mengembalikan fungsi ruang publik. Pasalnya, masih banyak ruang publik yang dibajak. Tragisnya ada yang dibajak secara ilegal dan dibajak secara legal.
Bima Arya mengatakan, pembajakan ilegal dilakukan oknum, tempat yang harusnya untuk publik, dikuasai sendiri dan uangnya masuk ke oknum. Seperti di Suryakencana yang sudah di tata, dibersihkan dan dikembalikan lagi kepada publik.
“Ini juga salah satu contoh Taman Topi belasan tahun dikuasai pihak-pihak tertentu, legal ada kontraknya tapi keuntungan untuk PAD-nya sedikit dan lebih banyak mudharatnya macet, kotor, prostitusi, penyakit sosial, lalu kita bebaskan, kita kembalikan fungsinya. Ruang publik jangan sampai dibajak oknum baik legal atau ilegal,” tegasnya.
Kedua lanjutnya, yakni integrasi. Kawasan itu akan lebih bermanfaat ketika integrasi dengan sekelilingnya, selaras dengan fungsi lainnya. Ada alun-alun sebagai ruang publik bersama, ada transportasi, ada pasar, ada masjid. Menurutnya PT. KAI diuntungkan dengan adanya alun-alun, Masjid Agung juga harus diuntungkan karena terhubung dengan alun-alun.
“Ke depan integrasi ini akan terus berkembang, tahun ini akan dibangun sky bridge, kita kawal pembangunannya dan terus diperbaiki pedestriannya,” imbuhnya.
Ia berjanji, akan berbicara dengan berbagai pihak untuk pengembangan di sini, karena tidak semua harus dengan APBD. Dia menegaskan, tidak suka jika selalu bergantung dengan APBD. Terbukti kegiatan ini terselenggara berkat berkolaborasi tanpa ada APBD sama sekali.
“Saya berterimakasih dengan kolaborasi yang dilakukan. Karena sumber pendanaan banyak. Salah satunya dengan CSR.
Hal ketiga yakni akselerasi. Ia menjelaskan, nantinya akan banyak orang-orang yang Work From Park (WFP) di alun-alun apalagi sudah tersedia WiFi gratis yang cepat, sehingga akan ada aktivitas lain di sini, bisa bekerja dan rapat di sini.
“Saya menantikan bagaimana KAI menata teras di sini menjadi cafe-cafe menarik dan produktif yang mudah-mudahan ada PAD dan bermanfaat untuk akselerasi,” katanya.
Selain itu, ke depan toko-toko di seberang Alun-alun akan diakselerasi. Untuk PAD, untuk kesejahteraan masyarakat, berawal dari revitalisasi, berkembang jadi integritas dan kemudian akselerasi.
“Saya akan fight di titik ini sampai akhir menjadi wali kota. Terima kasih atas kolaborasi mewujudkan ini semua,” tegasnya.