BOGOR – Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) IPB University kembali menggelar The 6th International Conference on Marine Science (ICMS) 2025 pada 17–18 September 2025 di IPB International Convention Center (IICC), Bogor.
Mengusung tema “Advancing Marine Science for a Sustainable Blue Economy,” konferensi ini menjadi wadah strategis yang mempertemukan peneliti, akademisi, praktisi, pembuat kebijakan, dan pemangku kepentingan sektor kelautan dari dalam maupun luar negeri.
Kegiatan ini terselenggara atas kerja sama IPB University dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui dukungan pendanaan Global Environment Facility-6 (GEF-6) Coastal Fisheries Initiative (CFI) Indonesia. Program ini berfokus pada Ecosystem Approach to Fisheries Management (EAFM) di wilayah perikanan 715, 717, dan 718, yang mendorong tata kelola perikanan pesisir secara berkelanjutan dan terintegrasi.
Selama lima tahun terakhir, CFI Indonesia berkontribusi dalam mendukung program Blue Economy KKP. Sejumlah capaian yang diraih antara lain perluasan Kawasan Konservasi Laut, penguatan peran kearifan lokal melalui Sasi, pelatihan bagi lebih dari 5.000 nelayan, fasilitasi penerbitan dokumen kepemilikan kapal, hingga pengendalian sampah plastik di laut.
Selain itu, CFI juga membantu pengembangan usaha nelayan melalui kemitraan dengan pasar modern dan investor, serta memberikan pelatihan pengolahan produk perikanan kepada ribuan wanita nelayan.
Konferensi yang dihadiri lebih dari 200 peserta dari universitas, lembaga penelitian, pemerintah, industri maritim, dan mahasiswa ini mencakup berbagai kegiatan.
Keynote Sessions oleh Menteri Kelautan dan Perikanan RI serta Prof. Dietrich G. Bengen, pakar ekologi dan pengelolaan wilayah pesisir
Sesi paralel presentasi riset terkini di bidang oseanografi, biodiversitas laut, teknologi kelautan, dan kebijakan pengelolaan sumber daya laut.
Melalui ICMS 2025, IPB University berharap dapat memperkuat pertukaran pengetahuan ilmiah, memperluas jejaring kolaborasi antar-akademisi, pemerintah, dan industri, serta menghasilkan rekomendasi kebijakan berbasis sains untuk mendukung implementasi ekonomi biru di Indonesia.