BOGOR – Pasca ketua DPRD Kota Bogor Atang Trisnanto mengkhawatirkan pelaksana proyek trotoar dan jalur sepeda di Jalan Jenderal Sudirman, tidak bisa menyelesaikan pekerjaan tidak tepat waktu.
Hal serupa dikhawatirkan juga oleh Ketua Bidang PTKP HMI Cabang Kota Bogor, Ramdan. Bahkan, pihaknya akan mengawasi proyek yang menelan anggaran sebesar Rp5 miliar tersebut hingga tuntas. Ditekan juga, agar pengerjaannya harus sesuai spek yang sudah ditentukan.
“Waktunya sudah mepet. Karena kalau membaca berita di media massa, maka hanya ada waktu sekitar 46 hari. Bisa saja ini akan selesai lewat tahun (2022, red),” ujar dia, saat dihubungi wartawan, Rabu (10/11/2021).
Ramdan menjelaskan, kenapa proyek tersebut diduga tak akan selesai tepat waktu. Salah satu alasannya, karena kawasan tersebut sangat padat dengan aktivitas perekonomian mulai dari pagi hingga malam hari.
“Kontraktor harus punya cara sendiri, agar aktivitas yang sudah ada tersebut tidak menganggu jalannya pengerjaan yang dilakukan,” ungkapnya.
Masih kata Ramdan, jangan juga kualitas dari trotoar dan jalur tersebut dikurangi. Dan yang lebih penting, tidak boleh ada praktek jual beli proyek dari pemenang lelang ke pihak lainnya.
“Tidak boleh diperjualbelikan paket proyek ini ke kontraktor lain. Karena, kalau itu terjadi sudah pasti berimbas dengan penurunan kualitas dan tidak sesuai spek,” pinta Ramdan.
Sebelumnya, DPRD Kota Bogor mengkritisi Pemkot Bogor lantaran melakukan lelang proyek melakukan pekerjaan fisik jelang akhir tahun, dimana hal ini malah terkesan dipaksakan.
Diketahui, Pemkot tengah melakukan proses lelang pekerjaan pedestrian di kawasan Jalan Jenderal Sudirman, Kecamatan Bogor Tengah.
Ketua DPRD Kota Bogor Atang Trisnanto menilai, Pemkot terlalu gegabah karena terlalu berani melakukan pekerjaan fisik dengan siswa waktu yang relatif sempit hingga akhir tahun 2021. Menurutnya, proses lelang yang dilakukan diakhir tahun memiliki risiko bagi kontraktor pelaksana yang sangat tinggi yaitu tidak tepat waktu dalam proses penyelesaiannya.
“Ini pekerjaan yang sangat riskan di mana sisa waktu 1 setengah bulan lagi, kemudian baru masa sanggah, belum mulai pekerjaan, maka akan banyak hal yang akan dikorbankan,” kata Atang, Selasa (9/11/2021).
Padahal, alokasi anggaran untuk pekerjaan Pedestrian yang memiliki panjang sekitar 1 kilometer itu memiliki pagu anggaran Rp5 miliar.
Ada beberapa catatan yang disampaikan politisi PKS itu, pertama dari sisi kualitas, kedua masalah keamanan administrasi, ketiga pengawasan baik dari masyarakat atau DPRD akan mengalami permasalahan karena terburu-burunya pekerjaan.
Atang meminta, tata kelola menejemen pemerintah harus diperbaiki pada tahun mendatang, karena seluruh program yang akan dilaksanakan itu sebenaranya sudah diketahui enam bulan sebelum tahun berjalan.
“Seperti hari ini masing-masing SKPD sudah tau masing-masing kegiatan sejak September yang lalu, dan 30 November sudah diketok (Paripurna), artinya ada dua bulan untuk SKPD menyiapkan admistrasi, dan lain sebagainya,” kata Atang.
“Seharusnya ini semua bisa dilakukan di awal tahun. Ingat Kota Bogor ini punya curah hujan yang tinggi dan ini bisa terjadi di bulan November hingga Januari, ini juga perlu diawasi,” sambung Atang.
Diketahui, Pemkot Bogor bakal membangun kembali pedestrian di kawasan Jalan Jenderal Sudirman, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor.
Rencananya, disepanjang jalur tersebut akan dibangun trotoar dan jalur sepeda di sepanjang sisi jalan dari arah Air Mancur hingga Denpom III/1 Bogor.
Saat ini, proyek pembangunan infrastruktur tersebut masih dalam proses lelang di Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) Kota Bogor.
Sedangkan kegiatan yang memiliki pagu anggaran senilai Rp5 miliar itu saat ini sudah memiliki pemenang, dan dalam proses masa sanggah sejak Minggu (7/11/2021).
“Ada jalur sepeda, hanya di sisi kiri saja. Dari arah Air Mancur sampai Denpom. Lebih dari 1 KM. Terintegrasi ke pedestrian SSA,” ungkap Kepala Dinas PUPR Kota Bogor, Chusnul Rozaqi, Minggu.
Kedepan, akan ada pelebaran jalan di Jalan Jenderal Sudirman untuk mensukseskan proyek pembangunan ini.
Meski demikian, lajur kendaraan tidak akan berdampak signifikan terhadap proyek pembangunan trotoar dan jalur sepeda ini.
“Ada pelebaran jalan, kurang lebih 1,5 meter. Tapi jalan masih tetap 4 lajur dan cukup,” ucap dia.
“Konsepnya ga jauh beda sama kaya yang di SSA, jalurnya warna hijau, seperti kaya yang di jalan Juanda sampai SMAN 1,” tukasnya.