BOGOR – Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPRD Kota Bogor, Atty Somaddikarya, mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk bersama-sama menjaga kondusivitas Kota Bogor di tengah maraknya aksi demonstrasi di berbagai daerah. Ia menegaskan, Kota Bogor adalah milik bersama yang harus dijaga agar tetap aman, tertib, dan nyaman bagi seluruh warganya.
Menurut Politisi yang akrab disapa Ceu Atty itu, penyampaian pendapat di muka umum adalah hak konstitusional warga negara yang dilindungi undang-undang. Namun, ia mengingatkan agar masyarakat tidak terprovokasi oleh informasi hoaks maupun ajakan segelintir oknum yang bisa mencederai tujuan mulia dari aksi penyampaian aspirasi.
“Kerusuhan, perusakan fasilitas umum, hingga penjarahan bukan bagian dari aspirasi. Tindakan anarkis justru merugikan banyak pihak. Jangan terbawa arus provokator atau kelompok penumpang gelap yang memanfaatkan momentum,” ujar Atty.
Ia menyampaikan keprihatinan atas gelombang aksi di berbagai daerah yang berujung ricuh. Terlebih, muncul korban di lapangan, salah satunya Affan, seorang driver ojek online, yang menjadi korban kerusuhan. Kejadian tersebut menjadi pelajaran bahwa tindakan anarkis justru menimbulkan luka dan penderitaan bagi masyarakat kecil.
Untuk itu, ia mengajak masyarakat Kota Bogor untuk tetap tenang dan mengedepankan ruang diskusi, koordinasi, serta komunikasi dua arah sebagai langkah antisipasi agar situasi tetap adem dan terkendali.
“Masyarakat dan mahasiswa Kota Bogor harus tetap waspada. Jangan sampai perjuangan menyampaikan aspirasi yang sejatinya damai dan tertib tercoreng karena ulah segelintir orang yang merusak ketertiban dan fasilitas publik,” tambahnya.
Selain itu, ia juga mengingatkan pemerintah daerah dan aparat keamanan agar mengedepankan pendekatan persuasif dalam menghadapi aksi massa. Dengan begitu, aspirasi masyarakat tetap tersalurkan tanpa menimbulkan korban maupun kerugian.
Ia optimistis, warga Bogor mampu menjaga kotanya sendiri sebagai bentuk tanggung jawab bersama sekaligus menolak kehadiran oknum atau kelompok perusuh yang datang dari luar kota.
Sebelumnya diberitakan, sejumlah daerah di Indonesia diwarnai aksi massa yang berujung kerusuhan, perusakan fasilitas umum, hingga penjarahan. Aksi-aksi itu muncul dari kekecewaan masyarakat terhadap kondisi negara yang dinilai tidak stabil, dan ironisnya justru menimbulkan korban dari kalangan rakyat kecil.