Barayanews.co.id – Wakil Walikota Bogor, Dedie Rachim mengatakan, hibah moda transportasi berbasis rel yakni trem dari Belanda masih menunggu keputusan dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub) dan Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ), Senin (17/2/2020).
“Pihak Belanda masih menunggu keputusan Kementerian Perhubungan RI terkait diambil tidaknya hibah trem dari Utrecht ini. Kota Bogor menyerahkan sepenuhnya kepada Kementerian Perhubungan dan BPTJ sebagai executing agency untuk keputusan akhirnya,” ujarnya.
Dedie juga menjelaskan, batas waktu keputusan hibah tersebut akan jatuh pada Juni 2020. Menurutnya, jika Kemenhub dan BPTJ belum memberikan keputusan hingga batas waktu yang telah ditentukan, maka rencana hibah trem dari Belanda itu pun akan dibatalkan.
“Mengingat ada tenggat waktu yang membatasi mereka terkait rencana penggantian trem di sana. Batas waktunya Juni 2020. Jika tidak ada keputusan hingga bulan Juni nanti, maka secara otomatis rencana hibah trem untuk Kota Bogor batal,” jelasnya.
Meski demikian, Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor tidak terlalu khawatir jika hibah trem dari Belanda tidak jadi terealisasi. Dedie mengaku telah memiliki alternatif lain jika Kemenhub dan BPTJ tidak memberikan keputusan.
“Pemkot Bogor telah memiliki alternatif lain bila tidak mendapat unit hibah trem dari Belanda. Skema lain itu adalah dengan menggunakan produk trem buatan dalam negeri dari PT INKA,” kata Dedie.
Sebagai informasi, Raja Belanda akan melakukan kunjungan kerja ke Indonesia pada 10 Maret 2020 mendatang. Pada kunjungannya nanti, Raja Belanda dijadwalkan akan melangsungkan pertemuan dengan Presiden RI, Joko Widodo di Istana Bogor. Dalam salah satu agendanya nanti akan membahas kerja sama di bidang transportasi.