BOGOR – Southeast Asian Regional Center for Tropical Biology (SEAMEO Biotrop) meluncurkan program yang disebut BIOTROP in 100 Days (BID 100) dalam acara Hari Ulang Tahun (HUT) ke 54 SEAMEO BIOTROP pada Selasa (22/2/2022) siang. BID 100 ini telah terbukti meningkatkan visibilitas SEAMEO Biotrop dan memberikan masukan dari berbagai pemangku kebijakan.
Direktur SEAMEO Biotrop, Dr. Zulhamsyah Imran mengatakan, beberapa adaptasi dilakukan oleh SEAMEO Biotrop dalam melaksanakan programnya sesuai dengan keadaan pandemi Covid-19 berdasarkan peraturan pemerintah, situasi nasional dan Asia Tenggara untuk memperkuat kolaborasi di bidang pendidikan melalui Agenda Pendidikan 2030.
“Untuk mempercepat pelaksanaan program, SEAMEO Biotrop meluncurkan program yang disebut BIOTROP in 100 Days (BID 100) yang telah terbukti meningkatkan visibilitas SEAMEO Biotrop dan memberikan masukan dari berbagai pemangku kebijakan. Keberhasilan program BID 100 ini mendorong SEAMEO Biotrop untuk merumuskan program transformasi yang disebut 10 B, sebagai capaian SEAMEO Biotrop,” ungkap Zulhamsyah kepada wartawan di gedung Jati, Kecamatan Bogor Selatan pada Selasa (22/2/2022) siang.
Zulhamsyah melanjutkan, program transformasi itu berdasarkan nilai inti yang baru bagi SEAMEO Biotrop, yaitu SCIENCE di mana S adalah Sustainability (Keberlanjutan), C adalah Competence (Kompetensi), I adalah Integrity (Integritas), E adalah Equality (Kesetaraan), N adalah Novelty (Kebaruan), C adalah Connectivity (Konektivitas/Keterhubungan) dan E adalah Educate (Mendidik).
“Kami juga mendefinisikan program 10 B-nya sebagai program strategis yaitu BIOMA (BIOTROP Management and Administration), BIOTA (BIOTROP Innovate Transformation for Action), BEE (Biodiversity Education Exchange), BIOSOBAT (School of Biodiversity and Technology), BLF (Biodiversity Leadership Forum), BIOMIND (Initiation and Network Development), BIOCHAR (BIOTROP Charity), BTS (BIOTROP to School), BIOMOP (Media Outreach and Publication), BLEND (BIOTROP Learning and Enrichment Development). Program strategis 10 B untuk menentukan perjalanan BIOTROP mencapai tujuan hingga di tahun 2050,” jelasnya.
Zulhamsyah melanjutkan, SEAMEO Biotrop sebagai pusat penelitian biologi tropika SeAsia Tenggara yang didirikan pada tanggal 6 Februari 1968, telah meningkatkan capaian luar biasanya dalam rangka menerapkan mandat utamanya untuk menjawab tantangan dalam bidang biologi tropika di Asia Tenggara. Mandat tersebut adalah penelitian, pelatihan dan diseminasi informasi.
“Mandat itu berkaitan erat dengan Rencana Induk Strategis yang mendukung tujuh program prioritas SEAMEO, Sustainable Development Goals (SDGs) 2030, Conference of the Parties (COP) of the Convention on Biological Diversity (CBD), The Intergovernmental Science-Policy Platform on Biodiversity and Ecosystem Services (IPBES), and the ASEAN Center for Biodiversity,” ungkap Zulhamsyah.
Zulhamsyah menambahkan, pihaknya juga telah mencoba untuk menjawab berbagai tantangan yang terjadi dalam bidang biologi tropika di tingkat nasional dan regional dalam rangka menyampaikan visinya. Pengakuan atas peran SEAMEO Biotrop sebagai pusat terdepan dalam mempromosikan dan memperkaya nilai-nilai murni dari biologi tropika di Asia Tenggara, merupakan bahan bakar untuk mengedepankan program kegiatan dengan tagline ‘Save Biodiversity’.
“Program kegiatan tersebut berada dalam target ‘Tropical Biodiversity from Mountain to Ocean’ (MoTO) dan diterjemahkan ke dalam 3 program utama, yaitu restorasi dan konservasi ekosistem, kedua pemanfaatan berkelanjutan keanekaragaman hayati, bioenergi, bioteknologi untuk mendukung ketahanan pangan dan terkahir ketahanan menghadapi perubahan iklim global,” jelasnya.
Sekretaris Jendral Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset Dan Teknologi Republik Indonesia, Dr. Suharti memaparkan, SEAMEO Biotrop dalam mendukung program nasional dan kerjasama internasional, data yang saya terima terdapat 116 proyek penelitian dan 12.518 kegiatan peningkatan kapasitas terkait dengan konservasi keanekaragaman hayati/advokasi penyelamatan keanekaragaman hayati telah dilakukan.
“Dari berbagai kegiatan tersebut, 41 publikasi telah diterbitkan berdasarkan Proyek Penelitian DIPA dan 1 HAKI terdaftarkan. Dari tahun 2017 hingga 2021, sebanyak 25 artikel ilmiah oleh penulis asing dan 87 artikel ilmiah oleh penulis Indonesia telah diterbitkan di Jurnal BIOTROPIA, jurnal terindeks scopus dan SINTA 1 sesuai dengan Peringkat Jurnal Indonesia oleh Kementerian Riset dan Teknologi Republik Indonesia,” paparnya.
Suharti membeberkan, sebanyak 14 buku dan 6 prosiding diterbitkan sejak 2016. Selama 4 tahun terakhir, SEAMEO Biotrop telah memiliki 235 MoU kerjasama dengan sekolah, universitas, institusi, perusahaan swasta dan lainnya. Dan sejak tahun 2015, BIOTROP telah melayani 20.000 alumni, yang berasal dari lebih dari 1.100 institusi, sebagai penerima manfaat langsung dari pelatihan dan kegiatan pembelajaran lainnya.
“Selain itu dalam mendukung SDG no. 4 pendidikan berkualitas, SEAMEO Biotrop memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mereka dengan melakukan penelitian, program magang, pelatihan kerja dan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka di SEAMEO Biotrop. Biotrop juga dikunjungi 5.000 pengunjung/tahun dari berbagai institusi dan negara,” bebernya.
Masih kata Suharti, 76 persen pengunjung adalah pelajar dari berbagai sekolah dasar, sekolah menengah pertama, sekolah menengah atas, dan sekolah menengah kejuruan. Total ada 308 kunjungan dan 16.223 orang berkunjung ke Biotrop dari tahun 2017.
“Dari tahun 1968, SEAMEO Biotrop tetap teguh pada tujuan utamanya untuk mempromosikan kerja sama di antara negara-negara Asia Tenggara melalui pendidikan, ilmu pengetahuan dan budaya dalam rangka pengembangan ekonomi kawasan Asia Tenggara dengan mengidentifikasi dan memecahkan masalah biologi yang kritis,” pungkasnya.