BOGOR – Wali Kota Bogor Bima Arya merotasi dan mutasi pejabat di lingkungam Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor. Dari ratusan pejabat yang di rotasi mutasi diantaranya ada tiga camat yang berganti.
Adalah Camat Bogor Tengah sebelumnya dijabat oleh Dicky Iman Nugraha kini dijabat oleh Teofilo Patrocinio Frietas. Kemudian, Camat Bogor Selatan sebelumnya dijabat oleh Abdurahman kini dijabat oleh Irman Khaerudin yang sebelumnya menjabat Sekretaris Kecamatan Bogor Selatan.
Lalu, Camat Tanah Sareal semula dijabat oleh Shahib Khan kini dijabat oleh Adhitya Bhuana Karana.
Sementara, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bogor yang semula dijabat boleh Teofilo Patrocinio Frietas, kini dijabat oleh Hidyataulloh yang sebelumnya menjabat sebagai Kepala Bagian (Kabag) Pemerintahan Setda Kota Bogor.
Kepala Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan Setda Kota Bogor sebelumnya dijabat oleh Abdul Manan Tampubolon kini dijabat oleh Marissa.
Kepala Bagian Umum Setda Kota Bogor sebelumnya dijabat oleh Lia Lania Dewi kini dijabat oleh Abdul Manan Tambubolon
Bima mengatakan, rotasi mutasi ini dilakukan untuk mengisi kekosongan jabatan yang ada di lingkungan Pemkot Bogor.
“Ini kan efek dari kosong jabatan, saya ingin menjelaskan bahwa ini betul-betul kebutuhan pengisian,” ucap Bima Arya usai pelatikan pejabat Pemkot Bogor di Balaikota Bogor pada Jumat (1/12/2023).
Bima Arya meminta kepada pejabat yang dilantik agar bekerja keras untuk memastikan kondisi Bogor stabil dan aman, terlebih di tahun politik dan masa kampanye.
“Tetap bekerja keras melayani warga, di wilayah setengah Camat berganti, untuk penguatan dan memastikan semua bekerja keras,” tegasnya.
Dalam rotasi mutasi ini, Bima Arya memiliki target untuk menuntaskan program prioritas agar Kota Bogor kondusif.
Untuk itu, ia menekankan bahwa pentingnya bekerja dengan nyaman
“Bekerja dengan nyaman itu adalah bekerja dalam suasana yang penuh dengan kepastian, pasti kalau bekerja keras maka akan mendapatkan reward, pasti kalau ikhlas maka akan ada selalu uang, pasti kalau tidak performa, kalau tidak maksimal maka akan ada saksi atau punishment,” terangnya.
Selama 10 tahun menjabat, lanjut Bima Arya dirinya terus membangun birokrasi yang mengedepankan sistem reward dan punishment.
Menurutnya, bagi yang bekerja keras dan bekerja ikhlas maka akan ada jalan amanah yang lebih besar. Selain itu juga akan, tunjangan kinerja.
“Dengan bekerja keras maka insyaallah akan mendapatkan reward yang lebih besar, walikota gak nerima setoran, untuk menempati jabatan-jabatan termasuk jabatan strategis gak perlu setoran, jadi tunjangan besar, gak perlu setoran, gak perlu mikirin atasan, hanya bekerja untuk memikirkan warga,” jelasnya.
“Wajar kalau walikota sering marah, dan wajar kalau saya sering menegur, karena itu insyaallah bagi yang ikhlas segala sesuatu akan indah pada waktunya,” tandasnya.