Wali Kota Bogor, Bima Arya menyebut, kader wawasan kebangsaan Kota Bogor adalah andalan Kota Bogor dalam ikhtiarnya membumikan Pancasila dan menguatkan pasukan-pasukan yang menyatukan antara kata dan perbuatan serta bisa mencontohkan apa artinya keteladanan.
“Ini adalah ikhtiar dan usaha kita, saya bangga dan mudah-mudahan dijaga konsistensinya, murni dilatari panggilan jiwa sebagai anak bangsa yang ingin menjaga Kota Bogor tercinta. Memang tidak mudah membumikan Pancasila tetapi bukan berarti tidak bisa dan semua itu banyak pilihan-pilihan programnya. Kegiatan ini adalah salah satunya,” kata Bima Arya saat memberikan arahan kepada 136 Kader Penyuluh Wawasan Kebangsaaan Kota Bogor di Green Forest Bogor, Senin (14/3/2022).
Bima Arya menjelaskan, sejak 2014 Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor berikhtiar membangun dan menjaga karakter generasi muda agar tidak terjebak tawuran maupun narkoba, tidak terkontaminasi pikiran-pikiran negatif yang sesat dengan Pancasila sebagai dasar untuk menjaganya.
Menurutnya, untuk menjawab tantangan yang ada dalam ikhtiar membumikan Pancasila diperlukan keteladan, kesatuan antara kata dan perbuatan atau hal-hal yang inspiratif, disamping konsep yang kuat serta kebersamaan.
Khusus untuk Kota Bogor, Bima Arya menekankan, tantangan yang dihadapi adalah bagaimana terus menjalankan DNA Kota Bogor dari masa ke masa yakni DNA yang gandrung akan keberagaman.
Selain membumikan Pancasila, memberikan penyuluhan wawasan kebangsaan kata dia, merupakan ikhtiar untuk menjaga kebersamaan dan peradaban serta memperkuat kultur di Kota Bogor agar tetap berlanjut, sehingga siapapun nanti yang memimpin Kota Bogor akan terus berlari.
“Kota Bogor dimiliki oleh semua kelompok, semua agama ada di sini dan tidak boleh ada satu kelompok yang merasa paling memiliki. Kota Bogor kaya akan cerita-cerita inspiratif, kerukunan lintas agama dan itu harus dijaga betul. Berdasarkan hasil survei, sebagian warga Bogor gandrung memberi dibanding menerima, selalu senang menolong dan itu menjadi khasnya orang Bogor dari masa ke masa. Hal itu juga menjadi modal dan kekuatan Kota Bogor,” tegasnya.
Jika yang terjadi sebaliknya, seperti saling bertengkar dan masih mengutamakan kepentingan sendiri atau kelompok, maka apa yang sudah dihasilkan dengan sangat baik, tidak hanya oleh dirinya tetapi juga oleh para pendahulunya, bisa dihancurkan dan bisa kembali ke titik nol.
“Kota Bogor harus jadi kota yang inklusif untuk semua, apapun latar belakang agama, ekonomi dan sebagainya diikat oleh rasa kebersamaan,” kata Bima Arya.