Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor akan segera membangun ulang Jembatan Otto Iskandardinata (Otista) dilengkapi jalur trem. Rencananya ditargetkan akan rampung pada Desember 2023.
“Desember akan dibuka lelang untuk konsultan Manajemen Konstruksi (MK), selama dua bulan atau hingga bulan Januari 2023,” kata Wali Kota Bogor, Bima Arya usai rakor pembahasan pembangunan dan peninjauan Jembatan Otista, Selasa (22/11/2022).
Selanjutnya, dilakukan review selama satu bulan untuk desain sampai bulan Februari. Pada akhir Februari akan dimulai lelang untuk konstruksinya selama satu bulan.
“Jadi ditargetkan pada bulan April, idealnya pada awal akan dilakukan groundbreaking pembangunan Jembatan Otista,” kata Bima Arya.
Bima Arya menyampaikan, anggaran yang digunakan berasal dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat sebesar Rp 52 Miliar. Jika April 2023 sudah groundbreaking, maka dalam waktu sembilan bulan ditargetkan rampung, tepatnya Desember 2023.
Dalam pengerjaan nanti, Bima Arya menyampaikan kemungkinan besar jalan Otista akan ditutup total agar rampung sesuai target, karena ini bukan multi year tetapi ini anggaran di tahun 2023 harus selesai.
Terkait lahan sekitar Jembatan Otista, Bima Arya menyebutkan sudah dibebaskan dan sudah tercatat di BKAD. Proses pemberkasan untuk lelang manajemen konstruksinya sudah siap oleh Dinas PUPR Kota Bogor.
Adapun konsep pembangunan jembatan Otista menurut Bima Arya akan dibongkar secara total atau dibangun baru. Nantinya lebar jembatan Otista akan diperluas karena akan menyediakan empat lajur, selain itu juga akan disediakan jalur trem untuk antisipasi koridor trem di masa depan.
“Saya akan pelototi dan amati secara betul-betul proses dan tahapannya agar pelaksanaanya tepat waktu dan tidak gagal lelang. Jadi selain dilebarkan menjadi empat lajur, konstruksinya akan disediakan lajur khusus untuk trem. Utamanya konstruksinya harus kuat, sebisa dan semaksimal mungkin bisa mengurai kemacetan,” tegas Bima Arya yang didampingi sejumlah kepala perangkat daerah terkait.
Pelaksanaan pembangunan jembatan Otista yang dilaksanakan sudah pasti berdampak bagi aktivitas warga, karena itu kepada aparatur wilayah dan perangkat daerah terkait, Bima Arya meminta untuk segera melakukan sosialisasi kepada masyarakat umum.
Untuk warga Bogor maupun warga yang akan berkunjung ke Kota Bogor, Bima Arya menyampaikan himbauan terkait pelaksana pembangunan Jembatan Otista karena tidak bisa dilalui secara total.
Penerapan rekayasa lalu lintas akan diterapkan selama pembangunan, diperkirakan 9 hingga 10 bulan. Dengan pelaksanaan pembangunan jembatan Otista, penerapan SSA (Sistem Satu Arah) yang sudah berjalan kemungkinan besar akan dikembalikan menjadi dua arah.
“Sudah pasti akan ada dampaknya bagi aktivitas warga. Saya minta aparatur wilayah dan perangkat daerah terkait untuk melakukan sosialisasi mulai dari sekarang,” jelasnya.
Disamping itu, koordinasi yang dilakukan Pemkot Bogor, tidak hanya dengan kepolisian dan Dinas Perhubungan (Dishub), tetapi juga dengan pihak Istana Kepresidenan Bogor, utamanya akses masuk dan keluar Presiden Joko Widodo dan rombongan.
“Segera dalam beberapa hari ke depan kita akan koordinasi intens dengan pihak istana dan kepolisian,” tegasnya.
Untuk kegiatan bongkar bangun Jembatan Otista, Kepala Dinas PUPR Kota Bogor, Chusnul Rozaqi menambahkan, dimensinya akan ada pelebaran guna penambahan satu lajur untuk trem yang luas yang dibutuhkan kurang lebih sekitar 3,7 meter.
“Kalau dimaksimalkan menggunakan empat lajur dari Tugu Kujang hingga jembatan berarti akan ada penambahan lagi dari desain sekarang, kurang lebih 3,7 meter plus 1,3 meter, sekitar 5 meteran untuk lebarnya. Panjang yang dibangun sekitar 50 meter. Semoga koordinasi dan kegiatannya berjalan lancar,” ujar Chusnul.