Passion (hasrat) dan discipline (disiplin) merupakan dua kunci untuk meraih kesuksesan yang disampaikan Wali Kota Bogor, Bima Arya saat acara Inspirational Talk ‘Spirit 100 Tahun PPI Untuk Kebangkitan Indonesia’ Simposium Internasional XIV Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Dunia dari 60 negara di Paseban Sri Bima, Balai Kota Bogor, Minggu (21/8/2022) malam.
Menurutnya, banyak teori tentang pentingnya IQ menentukan prestasi. Namun dia berpandangan kecerdasan IQ itu bukanlah sebagai faktor penentu kesuksesan.
“Kalau saya boleh tempatkan urutan tertinggi adalah passion dan discipline, karena kreativitas, inovasi adalah ‘anak kandung’ dari passion dan discipline,” katanya.
Bima Arya menerangkan, persentase pelajar teladan yang menjadi pemimpin hebat lebih sedikit dibandingkan orang-orang yang mempunyai passion dan discipline.
“Menurut saya, saya tidak cerdas-cerdas amat, saya juga bukan orang jenius, IPK S1 saya 2,6. Tapi saya dari S1 very passion dan discipline, S2 dan S3 pun sama begitu. Semua manajemen waktu harus kita jalani, bukan tersiksa oleh timetable tapi passion kita. Jadi menurut saya kuncinya adalah passion dan discipline,” paparnya.
Dia menyampaikan, PPI akan bertemu dengan orang yang tidak memiliki passion dan discipline dibandingkan orang yang memilikinya.
“Saya pun banyak bertemu dengan organisator-organisator, aktivis-aktivis yang datang ke Balai Kota And i can see the passion. Jadi jangan khawatir temen-teman, jangan dilihat IQ dibawah rata-rata, passion dan discipline itulah kuncinya. Mau organisasi atau apapun begitu,” jelasnya.
Pada kesempatan itu ia bercerita saat serah terima Ketua PPI Australia. Bima Arya langsung melakukan konsolidasi dan menghidupkan ranting-ranting PPI yang ‘mati’ dengan turun mencari mahasiswa asal Indonesia di sana.
“Saya cek ranting-ranting banyak yang tidak aktif. Ini ada 23 ribu orang-orang Indonesia di Australia, kalau kita warnai, kasih inspirasi, mereka bergerak, buat seminar, gagasan, sumbang saran, dialog Diaspora, olahraga, konsolidasi, buat press rilis ke sesama negara. Terus kita keliling ke ranting-ranting dan kita cari sampai ke apartemen, kos-kosan anak-anak Indonesia. Untuk menghidupkan ranting saya akan mencari informan leader, siapa anak indonesia yang paling gaul, kita deketin,” ujarnya.
“Jadi nomor dua setelah passion dan discipline adalah ilmu bergaul. Life is not only what you know, but who you know. Hidup bukan seberapa yang kita tahu, tapi siapa yang kita kenal. Komunikasi, gaul itulah universitas kehidupan,” katanya.
Bima Arya pun berpesan kepada PPI Dunia agar mengikuti passion yang dimiliki dan menitipkan agar ke depan bisa memberikan sumbangsih kepada negara.
“You are known for your first time, enjoy the moment, follow your passion and please do something for your country. (Anda tahu apa yang harus dilakukan pertama kali, nikmati saat ini, ikuti hasrat Anda dan tolong lakukan sesuatu untuk negara Anda),” ujarnya.
Direktur Penelitian dan Kajian PPI Dunia 2021-2022, Aswin Rangkuti menyampaikan, berkumpulnya PPID Dunia hari ini merupakan pertama kalinya setelah hampir tiga tahun pandemi. Ramah tamah di Balai Kota Bogor ini diakuinya sangat berkesan dan penting.
“Ini malam yang sangat berkesan bagi kita semua dan terima kasih banyak kang Bima atas jamuannya,” kata Aswin.
Hadir juga Wakil Rektor Bidang Kerja Sama dan Sistem Informasi IPB, Dodik R Nurrochmat yang dimoderatori Faruq Ibnul Haqi (koordinator PPI Dunia 2021-2022), Ketua DPD KNPI Jawa Barat, Ridwansyah Yusuf, Co-Chairman Y-20 Indonesia, Michael Victor Sianipar, Kabag Prokompim Setda Kota Bogor, Rudiyana, Ketua PPI dan delegasi dari 60 negara dari kawasan PPI Asia Oceania, PPI Timur Tengah dan Afrika serta PPI Eropa dan Amerika.
Simposium akan berlangsung di Gedung D, Kemendikbud Ristek, Jakarta pada 22-23 Agustus 2022. Kegiatan tersebut dilanjutkan dengan Kongres pada 24-26 Agustus 2022 di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur.