Close Menu
    Facebook X (Twitter) Instagram
    Trending
    • DPRD Bogor Tampung Aspirasi Aksi Budayawan Soal Proyek Jalan Batutulis
    • Denny Mulyadi Tegaskan Pentingnya Kolaborasi Pertahankan Capaian UHC
    • Rektor Universitas Pakuan Pastikan Tanggung Biaya dan Pendampingan Mahasiswi yang Terjatuh di Gedung Kampus
    • Pasar Jambu Dua Raih Sertifikat SNI Mutu Satu Pasar Rakyat dari Kementerian Perdagangan RI
    • Dedie Rachim dan Jenal Mutaqin Apresiasi Disahkannya Perda Perlindungan Guru 
    • Dari Kota Hujan untuk Dunia: Bogor Luncurkan Festival “Jazz Hujan” 2025
    • Kementerian Lingkungan Hidup Resmi Buka Paviliun di Conference of the Parties ke-30
    • Zuma Padel Resmi Hadir di Bogor, Wujud Inovasi Jose Pratama Group di Dunia Olahraga
    Facebook X (Twitter) Instagram
    BarayaNewsBarayaNews
    • Politik
      • Nasional
      • Internasional
    • Olahraga
      • Sepak Bola
    • Teknologi
      • Gadget
    • Peristiwa
    • Kesehatan
    • Kolom Penulis
    • Kota Bogor
    BarayaNewsBarayaNews
    Home » Politik » Kota Bogor » DPRD Bogor Tampung Aspirasi Aksi Budayawan Soal Proyek Jalan Batutulis
    Kota Bogor

    DPRD Bogor Tampung Aspirasi Aksi Budayawan Soal Proyek Jalan Batutulis

    13 November 20254 Mins Read
    Facebook Twitter WhatsApp Telegram
    filter: 0; jpegRotation: 0; fileterIntensity: 0.000000; filterMask: 0; module:1facing:0; hw-remosaic: 0; touch: (-1.0, -1.0); modeInfo: ; sceneMode: NightHDR; cct_value: 0; AI_Scene: (-1, -1); aec_lux: 0.0; hist255: 0.0; hist252~255: 0.0; hist0~15: 0.0;
    Share
    Facebook Twitter LinkedIn Pinterest Email Telegram WhatsApp

    Buatkan judulnya

    Kota Bogor, VIVA Bogor – Sejumlah organisasi kasepuhan yang tergabung dalam Forum Kabuyutan Pakwan Padjajaran (FKPP) menggelar aksi di gedung DPRD Kota Bogor pada Kamis, 13 November 2025).

    Dalam aksinya, para kasepuhan itu menuntut pemerintah agar mengkaji kembali rencana pembangunan jalan di Batutulis yang dinilai akan merusak situs cagar budaya.

    Salah satu perwakilan massa R Gugum Gumelar menegaskan, mereka tidak menolak pembangunan jalan selama proyek tersebut tidak melakukan pelanggaran dan merusak situs bersejarah.

    “Kami menerima pembangunan jalan, tapi jangan rusak cagar budaya dan jangan lewati kawasan cagar budaya,” ujarnya.

    Dalam penyampaian aspirasi itu, sambung Gugum, pihaknya menuntut agar rencana pembangunan jalan dikembalikan ke jalur lama.

    “Kedua, menuntut agar pihak yang diduga telah merusak situs cagar budaya diproses hukum. Kami sudah buat laporan ke polisi hampir 20 hari lalu, tapi belum ada tindak lanjut. Padahal pemerintah daerah masih ngotot melanjutkan proyek jalan di wilayah cagar budaya,” katanya.

    Menurutnya, cagar budaya itu telah dinyatakan sebagai situs cagar budaya sejak 2009 berdasarkan hasil kajian Arkeologi Nasional (Arkenas). Bahkan, pada 2013 telah dipasang plang resmi penanda kawasan cagar budaya.

    Namun, ia menilai Pemkot Bogor justru mengabaikan hal itu, dan ada keterangan seolah-olah ini bukan cagar budaya.

    “Ada plang tapi SK tidak ada,” tuturnya

    Ia juga mengungkapkan, beberapa cagar budaya di Kota Bogor tidak memilik SK dan plang yang ada hanya formalitas.

    “Kebun Raya Bogor saja sekian ratus tahun ada (plang) di situ. Tapi tahun berapa baru ada SK-nya?. Sebenarnya miris Kota Bogor ini. Kepedulian pemerintah terhadap cagar budaya tidak ada. Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) ke mana? Pelestariannya di mana? Beberapa tempat cagar budaya di Bogor sudah rusak. Kami tidak mau, ini dayeuh pakuan pajajaran. Tentunya kami akan bertahan di sana. Apapun yang terjadi, karena ini adalah tanah karuhun kami,” ujarnya.

    Ia menyebut aksi ini sebagai peringatan awal kepada Pemerintah Kota Bogor.

    “Hari ini, 100 organisasi hadir. Ini warning buat Pemkot. Besok kami tetap aksi, kami tidak akan beralih sebelum ada hasil,” tegasnya.

    Di samping itu, pihaknya juga meminta dibentuk tim kajian independen yang melibatkan Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah 9 Jawa Barat–Banten dan Arkenas untuk menelusuri status cagar budaya tersebut supaya real.

    “Kenapa? Karena mereka sudah melakukan investigasi awal dan hasilnya ada,” ujarnya.

    Ia mengungkapkan, pihaknya sudah beraudiensi beberapa kali. Pertama, dengan Dinas Pariwisata, lalu dengan TACB, anggota dewan Komisi 3, dengan walikota dan Kelima dengan Ketua Dewan, namun tidak ada hasil.

    Ia juga menyoroti dugaan kejanggalan dalam rencana proyek, termasuk nilai pembebasan lahan yang disebut tidak transparan.

    “Pertanyaan saya, di sebelah itu kan ada tanah kosong? Kenapa tidak digunakan? Alasannya itu cagar budaya. Bedanya apa dengan Bunker Mandiri? Sama kan cagar budaya juga? Yang membedakan, kalau Bunker bayar Rp26 miliar, kalau ini gratis. Pemerintah bodoh, malah senang yang bayar daripada yang gratis,” sebutnya.

    Ia pun berencana akan kembali melakukan aksi sampai tuntutan terpenuhi. “Mungkin besok akan lebih banyak lagi orang yang akan turun. Karena beberapa organisasi dari daerah akan datang ke sini,” ungkapnya.

    Di tempat yang sama, Wakil Ketua Komisi I DPRD Kota Bogor, Hakanna yang menerima perwakilan massa aksi menyampaikan, pemerintah tentunya menerima dan menampung aspirasi tersebut. Ia menegaskan bahwa pelestarian cagar budaya memang menjadi perhatian bersama dan harus diprioritaskan.

    “Masukan dari Forum Kabuyutan Pakwan Padjajaran (FKPP) kita terima karena mereka adalah bagian dari masyarakat yang sangat fokus terhadap cagar budaya,” ujar Hakanna.

    Ia juga setuju dengan desakan para budayawan agar situs-situs bersejarah segera disertifikasi untuk mendapatkan kejelasan hukum, merujuk pada Perda Kota Bogor Nomor 17 tahun 2019 tentang Cagar Budaya.

    Terkait tuntutan massa, menurut Hakanna pembangunan jalan alternatif di Batu Tulis, bukanlah kebijakan sepihak Pemkot atau DPRD, melainkan respons atas aspirasi masyarakat luas yang telah lama terisolir karena tidak adanya akses jalan.

    “Kebijakan kita untuk membuka dan mencari solusi untuk jalan Batu Tulis dan itu adalah suatu kebijakan yang memang aspirasi dari masyarakat,” tegasnya.

    Ia meneruskan bahwa keputusan tersebut telah melalui kajian mendalam dan berbagai pertimbangan. Sebagai solusi sementara, Pemkot telah membuka akses jalan kecil untuk kendaraan roda dua.

    “Jadi, bukan kebijakan tiba-tiba. Artinya semua itu (didasarkan) dari kajian dan juga masukan aspirasi masyarakat,” tambahnya.

    Mengenai tuntutan spesifik para budayawan agar jalan lama dibangun kembali menjadi jalan layang, Hakanna menyatakan, aspirasi tersebut telah diterima. Namun, ia mengindikasikan bahwa opsi tersebut kemungkinan tidak diambil berdasarkan kajian sebelumnya.

    “Salah satu tuntutan mereka adalah dibuat jalan layang pada jalan yang lama. Ya, masukan itu, saya terima dan tampung. Saya belum bisa mengambil keputusan sepihak termasuk menolak permintaan untuk menandatangani kesepakatan. Karena keputusan di lembaga legislatif bersifat kolektif kolegial. Saya berjanji akan segera mengoordinasikan tuntutan tersebut dengan pimpinan dan akan memberikan informasi kembali kepada perwakilan budayawan minggu depan,” ujarnya.

    Meski demikian, ia menegaskan bahwa Pemkot Bogor dan DPRD akan tetap mencari solusi untuk membuka akses jalan bagi masyarakat yang terisolir, sesuai dengan hasil kajian yang telah dilakukan.

    Add A Comment

    Bagaimana Pendapat Anda?Batalkan balasan

    Berita Lainnya
    Judi Online

    Camat Bogor Selatan Kaget Perputaran Judi Online Capai Rp349 Miliar

    27 Juni 2024
    Pilpres 2024

    Sukses Kawal Kelistrikan Debat Cawapres, PLN Gunakan Pasokan Listrik 5 Lapis di JCC Senayan

    30 Desember 2023
    Kesehatan

    Ungguli Rivalnya, Calon Petahana LPM Pakuan Kembali Terpilih

    21 September 2020
    Kota Bogor

    Tindaklanjuti Keluhan Banjir Pabuaran, Adityawarman Diskusi dengan PUPR 

    11 September 2025
    Kolom Penulis
    Kolom Penulis

    Anak Muda dan Kaderisasi Partai Politik

    5 Januari 2024

    Demokrasi kita dibangun berdasarkan amanat UUD dan berasaskan Pancasila. Disitu jelas bahwa suara kita, aspirasi…

    Pembebasan Biaya Pendidikan, Sesuai Harapan Kah?

    1 Desember 2020
    Trending
    Ekonomi

    Gelar Rapat Gabungan, Komisi II Urai Benang Kusut Perumda Trans Pakuan

    1 April 2022

    BOGOR – Komisi II DPRD Kota Bogor menggelar rapat kerja gabungan dengan Perumda Trans Pakuan,…

    Ekonomi

    Bahas PP-APBD, Komisi I DPRD Kota Bogor Minta Pemkot Maksimalkan Anggaran Kelurahan

    27 Juli 2022

    BOGOR – Selama sepekan, DPRD Kota Bogor telah melakukan pembahasan Pertanggungjawaban Pelaksanaan Anggaran Pendapatan Belanja…

    Bogor

    Ekspor Produk Kota Bogor Sudah Capai 78 Juta US Dollar

    22 September 2022

    Wakil Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim memberikan arahan kepada para pelaku usaha ekspor (eksportir)…

    Daerah

    Endang Setyawati Thohari Dorong Generasi Muda Cintai Kuliner Lokal dan Berdayakan UMKM

    23 November 2024

    BOGOR – Anggota DPR RI, Endang Setyawati Thohari, mendorong adanya inovasi kuliner lokal untuk menarik…

    Daerah

    Pelatihan untuk Pengawas Koperasi Merah Putih, Dedie Rachim: Koperasi Harus Maju dan Berjalan Bersama

    28 Oktober 2025

    BOGOR – Dalam rangka memperkuat peran strategis pengawas dalam mewujudkan tata kelola koperasi yang akuntabel…

    Ekonomi

    Direksi Baru Tirta Pakuan Geber Kepuasan Pelanggan

    2 Desember 2020

    Barayanews.co.id – Setelah menjalani serangkaian proses seleksi calon Direksi Perumda Tirta Pakuan, Wali Kota Bogor,…

    Tentang Kami

    BarayaNews.co.id

    PT. Kreasi Baraya Mandiri adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang media yang menaungi website portal berita barayanews.co.id untuk menayangkan berita terkini dan terpercaya.

    Laman Kami
    • Kebijakan Privasi
    • Kontak
    • Pedoman Media Siber
    • Redaksi
    • Syarat Karya Tulis
    © 2025 PT Kreasi Baraya Mandiri

    Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.