Barayanews.co.id – Banjir bandang dan longsor yang meluluh-lantakkan wilayah Kecamatan Sukajaya, Kabupaten Bogor pada Rabu (1/1/2020), meninggalkan duka mendalam.
Kepolisian Sektor Cigudeg mencatat, banjir bandang dan longsor mengakibatkan 766 unit rumah rusak, enam orang meninggal dunia, tiga orang hilang, dan 34 orang terluka.
“Data yang belum dapat kami himpun dari Desa Kiara Sari, Cileuksa, dan Desa Pasir Madang, karena tim masih kesulitan menembus akses lokasi terdampak,” kata Kapolsek Cigudeg Kompol Bektiyana, Sabtu (4/1/2020).
Adapun kerusakan bangunan tersebar di Desa Urug sebanyak 98 unit rumah rusak ringan dan 98 rumah rusak berat. Di Desa Harakat Jaya sebanyak 19 unit rumah rusak berat, di Desa Kiara Pandak 255 rumah rusak berat.
Kemudian di Desa Sukamulih sebanyak 86 rumah rusak ringan, 72 rumah rusak sedang, dan 19 rumah rusak berat. Selanjutnya di Desa Jaya Raharja sedikitnya 32 unit rumah rusak berat. Terakhir, di Desa Cisarua sebanyak 50 rumah rusak ringan dan 37 unit rumah rusak berat.
Akibat kejadian ini sebanyak 4.146 warga mengungsi di beberapa lokasi seperti di Kantor Desa, sekolah dasar, musola, masjid, pondok pesantren dan rumah-rumah warga.
“Ribuan warga yang mengungsi berasal dari 10 desa yaitu Desa Cisarua, Cileuksa, Desa Kiarasari, Kiarapandak, Harakat Jaya, Pasir Madang, Jayarahara, Sukamulih, Sipayung, dan Desa Urug,” bebernya.
Jumlah pengungsi terbanyak berasal dari Desa Harakat Jaya sebanyak 1.308 warga. Warga mengungsi di Sekolah Dasar (SD), Posyandu dan musola. Kemudian, warga Desa Kiarapandak sebanyak 600 orang mengungsi di kantor desa, sekolah dasar, SMA, dan di pondok pesantr6en.
Sementara itu, hingga kini tim dari kepolisian, Basarnas dan sejumlah relawan masih melakukan pencarian korban yang diduga hilang tertimbun longsor di Kampung Sinar Harapan, Desa Harkat Jaya.
Sulitnya medan, ditambah kondisi cuaca sering turun hujan dan tanah yang masih labil membuat tim kesulitan melakukan upaya pencarian ketiga korban.
“Pencarian terus dilakukan oleh tim. Hanya saja tanahnya masih labil dan berlumpur jadi menyulitkan petugas melakukan pencarian,” terang Bektiyana.
Di sisi lain, petugas lainnya juga masih terus berupaya membuka akses jalan menuju desa-desa yang masih terisolir. Desa-desa yang sampai saat ini masih belum bisa diakses diantaranya Desa Kiara Pandak, Cileuksa dan Desa Urug.