Sebanyak 30 projek yang menggabungkan passion dan konsern ditampilkan para siswa SMX school of Makers dalam acara Bogor Makers Fair 2023 SMX School of Makers di Bogor Creative Center (BCC), Jalan Ir. H. Juanda, Kota Bogor, Sabtu (10/6/2023). Wali Kota Bogor, Bima Arya yang hadir secara langsung mengungkapkan apresiasinya.
“Apresiasi saya karena sudah banyak program yang seperti SMX School Makers lakukan. Di Kota Bogor Alhamdulillah karena ikhtiar yang SMX berupa talent scouting. Namun PR kita adalah follow through-nya, membangun ekosistem secara keseluruhan, sehingga para anak-anak itu bisa menindaklanjuti inovasi dari projek yang dilakukan,” katanya.
Untuk dinas terkait jangan hanya sekedar memberikan panggung untuk pameran, tetapi yang lebih penting adalah membukakan ruang untuk selanjutnya, baik riset maupun pengembang produk maupun kiprah selanjutnya.
“Bisa juga belajar dari kota-kota kreatif dan maju lainnya, seperti Bandung, Yogyakarta maupun Surabaya,” kata Bima Arya.
Dirinya juga menegaskan kenapa selalu ‘keukeuh’ tentang inovasi, adaptasi dan kolaborasi yang mempertemukan passion dan concern. Menurutnya passion itu lahir dari hati jadi tidak bisa berbohong. Dari kegiatan seperti ini yang penting adalah follow through-nya seperti apa.
“Karena sayang kalau hanya di pameran di sini, sementara passion dan concern para siswa. Salah satu modal kota untuk berkembang adalah berkembangnya iklim atau ekosistem inovasi, karena pemkot punya keterbatasan, baik SDM, anggaran dan yang lainnya,” ujarnya.
“Dengan inovasi, Kota digerakkan inovasi yang tumbuh dari warga. Kalau dinas tidak punya passion, pemkot tidak concern maka kita akan ditinggal. Anak-anak muda lebih punya passion, update. Kalau passion dan concernnya kurang maka kolaborasi, sehingga mampu membuka pemikiran kita untuk bisa mengetahui apa yang saat ini tengah digemari apa, bisa mengetahui bahwa segala sesuatunya tidak selalu pakai uang. Kadang gagasan kuat, kegiatan bisa jalan,” paparnya.
Pada kesempatan itu, Bima Arya menyosialisasikan maskot RuBo dengan tujuan jangka panjang untuk kesejahteraan dan pendapatan asli daerah Kota Bogor.
Founder SMX School of Makers, Agus Gusnul Yakin menyebutkan, ini tahun kedua dari acara Bogor Makers Fair SMX School of Makers dan sudah dimasukan calendar event untuk memfasilitasi anak-anak muda menampilkan karya dari projek yang didasarkan pada passion dan concern. Apa yang disenangi dan kepedulian terhadap isu-isu yang ada di lingkungan masyarakat.
“Sebagai ajang panggung bagi siswa SMP SMA di SMX School Makers, ada 30 projek dari para siswa berdasarkan dan mempertemukan dua hal, yakni passion dan concern, apa yang disenangi dan memadukan dengan kepedulian terhadap kondisi yang ada disekitar mereka. Diantaranya membuat aromaterapi berbahan daun sereh atau daun pisang,” jelasnya.
Diantara projek yang ditampilkan adalah terkait budaya, khususnya buku tentang kujang, ada juara pertama Bogor Innovation Award (BISA) tahun 2022 tingkat pelajar yang membuat makan untuk kucing berbahan lokal, muwili terkait konservasi edukasi untuk anak-anak dan work terkait platform atau media untuk anak muda kreatif.
Gusnul menambahkan, dari 4 angkatan yang sudah lulus, sebanyak 40 persen melanjutkan projeknya bahkan hingga menjadi bisnis riil.
“Ada yang sambil kuliah dan ada juga 13 persen memilih untuk lanjut bisnis langsung. Namun tidak semua menjadi pebisnis dikembalikan ke minat mereka,” ujarnya.
Adapun peserta yang ambil bagian tidak hanya dari Kota Bogor, ada juga dari Depok, Jakarta, bekasi dan Majalengka yang masih jaringan SMX School of Makers.
Menurut Gusnul, secara akademik para peserta tidak memiliki bakat akademik. Melalui projek ini para siswa menjadi lebih percaya diri.
“Bahkan ada dua siswa kami yang autis dan sudah lulus, memiliki bisnis. Bidang-bidang projeknya beragam, ada media, agrikultur, food, konservasi dan sebagian besar masuk ke sub sektor ekonomi kreatif. Jadi ini semacam event ekonomi kreatif tingkat remaja pelajar,” katanya.