Close Menu

    Subscribe to Updates

    Get the latest creative news from BarayaNews

    Facebook X (Twitter) Instagram
    Trending
    • Ratusan Pesilat Adu Tangkas di Silat Seni Rivera Cup 2025
    • Bersama Jenal Mutaqin, Puluhan Klien Badan Pemasyarakatan Diajak Bebersih Alun-Alun
    • Kemenag dan Pemkot Bogor Gelar Nikah Massal
    • Kisah Pasangan Muda hingga Lanjut Usia Ikut Nikah Massal, Prosesnya Mudah
    • Pengolahan Sampah Terpadu Kota Bogor Jadi Rujukan Kabupaten Bintan
    • Polresta Bogor Kota Gelar Lomba Debat Hukum Menyambut HUT Bhayangkara ke-79
    • Perumda Tirta Pakuan Bogor Tawarkan Paket Pelatihan Air Bersih hingga Rafting Wisata
    • Bogor Suka-Suka Sukses Digelar, Kuatkan Kota Kuliner
    Facebook X (Twitter) Instagram
    BarayaNewsBarayaNews
    • Politik
      • Nasional
      • Internasional
    • Olahraga
      • Sepak Bola
    • Teknologi
      • Gadget
    • Peristiwa
    • Kesehatan
    • Kolom Penulis
    • Kota Bogor
    BarayaNewsBarayaNews
    Home » Trending » Bogor Darurat Gizi, 95 Persen Balita Terpapar Kental Manis
    Kesehatan

    Bogor Darurat Gizi, 95 Persen Balita Terpapar Kental Manis

    19 Maret 20253 Mins Read
    Facebook Twitter WhatsApp Telegram
    Share
    Facebook Twitter LinkedIn Pinterest Email Telegram WhatsApp

    BOGOR – Penelitian di Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor, menemukan bahwa 95 persen balita telah terpapar kental manis sejak usia 8 bulan. Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran karena kental manis mengandung gula tinggi lebih dari 40 gram per takaran saji, yang dapat berdampak negatif terhadap gizi, tumbuh kembang, dan kesehatan anak.

    Hasil penelitian ini dipaparkan oleh Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) bersama Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA) Kabupaten Bogor dan Yayasan Abhipraya Insan Cendekia Indonesia (YAICI) pada Rabu (19/3). Ketua tim penelitian, Prof. Dr. Tria Astika Endah Permatasari, SKM., MKM., menyebutkan mayoritas balita mulai mengonsumsi kental manis bersamaan dengan periode Makanan Pendamping ASI (MPASI).

    “Sebanyak 95 persen balita diberikan kental manis mulai usia 8 bulan ke atas,” ujar Prof. Tria.

    Penelitian yang dilakukan pada Februari 2025 ini melibatkan 100 responden dari empat desa di Kecamatan Pamijahan, yaitu Cibitung Wetan, Cibitung Kulon, Ciasihan, dan Cibunian. Pamijahan sendiri merupakan wilayah dengan angka stunting tertinggi kedua di Kabupaten Bogor, yakni mencapai 502 kasus pada tahun 2024.

    Penelitian juga menemukan tingginya frekuensi konsumsi kental manis di kalangan balita:

    • 27 persen balita mengonsumsi kental manis lebih dari dua kali sehari.

    • 36 persen balita mengonsumsi dua kali sehari.

    • 36 persen balita mengonsumsi satu kali sehari.

    • 1 persen balita hanya mengonsumsi jika meminta.

    Dengan kandungan gula 40 gram per takaran saji, sekitar 63 persen balita di Pamijahan mengonsumsi gula melebihi batas aman harian yang direkomendasikan American Heart Association, yaitu 25 gram per hari untuk anak-anak.

    Dokter spesialis anak RS Palang Merah Indonesia Bogor, dr. Satrio Bhuwono Prakoso, M.Ked., Sp.A, menegaskan bahwa konsumsi kental manis yang berlebihan berisiko menyebabkan berbagai masalah kesehatan, termasuk kerusakan gigi akibat tingginya kadar gula.

    “Gula yang ada pada kental manis dapat menyebabkan masalah pada gigi,” tutur dr. Satrio.

    Senada dengan hal itu, Kabid Kesmas Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor, dr. Intan Widayati, MA, menjelaskan bahwa konsumsi kental manis berisiko memicu stunting. Kental manis yang dikira sebagai pengganti susu menyebabkan anak merasa kenyang, sehingga tidak mendapatkan asupan gizi seimbang dari makanan lain.

    “Kenapa dapat menyebabkan stunting? Karena anak tidak menerima gizi dan mikronutrien yang cukup,” ujar dr. Intan.

    Ketua Majelis Kesehatan PDA Kabupaten Bogor, Lina Marlina, yang turut mengumpulkan data menyebutkan bahwa kemudahan akses terhadap kental manis di warung menjadi salah satu faktor penyebab tingginya konsumsi di kalangan balita.

    “Warung-warung hanya menyediakan produk kental manis dan menganggapnya sebagai susu. Ini kesalahan berjamaah—bukan hanya orang tua yang kurang edukasi, tapi juga lingkungan dan media,” jelas Lina.

    Lina berharap temuan ini mendapat perhatian serius dari berbagai pihak. Menurutnya, jika kebiasaan konsumsi kental manis tidak dikendalikan, bonus demografi di Kabupaten Bogor yang mencapai 70,79 persen pada tahun 2024 bisa menjadi beban di masa depan karena generasi mudanya mengalami kekurangan gizi.

    “Kebiasaan konsumsi makanan dan minuman tinggi gula menyebabkan anak rentan terkena penyakit tidak menular, perkembangan otak yang tidak optimal, dan daya saing yang lemah di masa depan,” tambahnya.

    Sementara itu, Sekretaris Jenderal YAICI, Satria Yudistira, menyatakan bahwa penelitian ini merupakan bagian dari upaya mendukung pengentasan gizi buruk dan stunting di Indonesia.

    “Sejak 2018, YAICI konsisten bekerja sama dengan berbagai kampus untuk meneliti fenomena konsumsi kental manis di masyarakat. Kami berharap hasil penelitian ini menjadi dasar bagi para pemangku kebijakan untuk menurunkan angka stunting dan memperbaiki status gizi anak,” ujar Satria.

    Beberapa perguruan tinggi yang telah berkolaborasi dalam penelitian serupa meliputi Universitas Indonesia (UI), Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Universitas Airlangga (UNAIR), dan Universitas Negeri Semarang (UNNES). Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya literatur kesehatan dan menjadi referensi penting dalam meningkatkan kesadaran masyarakat.

    . Dr. Tria Astika Endah Permatasari Dokter spesialis anak RS Palang Merah Indonesia Bogor dr. Intan Widayati dr. Satrio Bhuwono Prakoso Kabid Kesmas Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor Ketua Majelis Kesehatan PDA Kabupaten Bogor Lina Marlina
    Add A Comment

    Bagaimana Pendapat Anda?Batalkan balasan

    Berita Lainnya
    Kota Bogor

    Insan Pers Rayakan Puncak HPN di Gedung DPRD Kota Bogor

    1 Maret 2022

    Perkuat Program Magang, Hipmi dan UNBIN Teken MoU

    29 Agustus 2021
    DPRD Kota Bogor

    Cek Kesiapan dan Monitoring Tahapan Pilkada, Komisi I Panggil KPU dan Bawaslu 

    3 Oktober 2024
    Kesehatan

    Awas! Hari ini, Bogor Hujan Disertai Petir

    30 Desember 2020
    Kolom Penulis
    Kolom Penulis

    Anak Muda dan Kaderisasi Partai Politik

    5 Januari 2024

    Demokrasi kita dibangun berdasarkan amanat UUD dan berasaskan Pancasila. Disitu jelas bahwa suara kita, aspirasi…

    Pembebasan Biaya Pendidikan, Sesuai Harapan Kah?

    1 Desember 2020
    Dukcapil Family Fest 2023
    Trending
    Ekonomi

    Al Farissy Resmi Daftar Caketum HIPMI Kota Bogor, Kantongi 33 Rekomendasi

    16 Juni 2025

    BOGOR – Wakil Ketua Umum (Waketum) BPC Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Kota Bogor, Muhammad…

    Ekonomi

    Pasar Gembrong Sukasari Hadir Lebih Bersih dan Nyaman, Siap Tampung Pedagang Pasar Bogor

    25 April 2025

    BOGOR — Proses revitalisasi Pasar Gembrong Sukasari yang terletak di Jalan Siliwangi, Kelurahan Sukasari, Kecamatan…

    Daerah

    Pasar Gembrong Sukasari Siap Diresmikan

    9 Juni 2025

    BOGOR – Progres pembangunan Pasar Gembrong Sukasari di Jalan Siliwangi, Kecamatan Bogor Timur, Kota Bogor…

    Anti Korupsi

    Wujudkan Dunia Usaha Antikorupsi, Pelaku Usaha Kota Bogor Ikuti Bimtek

    28 Mei 2025

    BOGOR – Sebanyak 100 pelaku usaha di Kota Bogor menghadiri kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) Dunia…

    BarayaNews.co.id PT. Kreasi Baraya Mandiri adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang media yang menaungi website portal berita barayanews.co.id untuk menayangkan berita terkini dan terpercaya.
    Laman Kami
    • Kontak
    • Pedoman Media Siber
    • Redaksi
    • Kebijakan Privasi
    • Syarat Karya Tulis
    • Pengumuman Pendaftaran Pasangan Calon Walikota dan Wakil Walikota Bogor
    • Dapat Nomor Urut 1, Sendi-Melli : Nomor Terbaik Menangkan Pilkada Kota Bogor
    • Buy Adspace
    • Hide Ads for Premium Members
    © 2025 PT Kreasi Baraya Mandiri. Designed by Banu L. Bagaskara.

    Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.