Wali Kota Bogor, Bima Arya menantang pemuda kreatif di Kota Bogor untuk membuat karya yang inspiratif dan inovatif.
Hal ini disampaikannya saat Workshop Pemuda Kreatif Tingkat Kota Bogor Tahun 2022 di Grand Mulya, Cikeas, Kabupaten Bogor, Senin (12/9/2022) malam.
Dia berpandangan, kreativitas datang dari keterbatasan, problem (masalah), peluang, kegelisahan.
Namun itu semua tidak menjamin muncul gagasan kreativitas. Kreativitas merupakan anak kandung dari passion (gairah) dan discipline (disiplin). Jika sudah mempunyai passion, interest (minat), soul (jiwa), hobi dan discipline, maka kreativitas akan terus mengalir.
“Jadi jika orang tidak punya passion, maka tidak akan muncul kreativitas. Punya passion tapi tidak discipline gak bisa juga. Anak-anak muda yang sudah memiliki karya inspiratif dan inovatif pasti memiliki dual hal itu, passion dan discipline. Mereka tahu apa yang mereka mau, fokus di situ,” katanya.
Ia menyukai komunitas karena tulus dari hati. Kenapa Bandung dan Yogyakarta komunitas kreatifnya banyak, karena kreativitas itu ibarat virus yang menularkan dan membangun ekosistem.
“Jadi fastabiqul khairat, berlomba-lomba dalam kebaikan,” tuturnya.
Tahun 2016 Kota Bogor berhasil menyabet gelar The Most Lovable City se-dunia. Gelar ini melibatkan kontribusi warga Kota Bogor dengan menggerakan komunitas.
Dia mengaku memiliki tokoh inspiratif, seperti Ridwan Kamil di Bandung, Tri Rismaharini di Surabaya, Azwar Anas di Banyuwangi dan Joko Widodo di Surakarta. Mereka banyak menginspirasi dan menggagas program-program yang ‘out of the box.
“Seperti program Jaga Asa (Jaringan Keluarga Asuh Kota) saya terinspirasi dari mereka,” katanya.
Menurut dia, tidak selalu wali kota itu berasal dari partai politik. Ada wali kota dari komunitas kreatif menjadi pemimpin, seperti Ridwan Kamil. Bima Arya berharap ke depan kepala daerah yang menggantikannya bisa peduli terhadap komunitas.
“Dari sini terjadi sejarah baru di Indonesia ketika orang kreatif masuk ke panggung-panggung kekuasaan, mempengaruhi kebijakan, merubah tata kota, mengintervensi dinas-dinas,” jelasnya.
Bima Arya mengaku sejak awal ingin membangun Kota Bogor sebagai kota komunitas, bukan kota sejuta angkot. Namun diakuinya tantangannya banyak.
“Kita ingin kolaborasi yang sustainable (berkelanjutan) saya tantang kalian. Kalian adalah generasi dengan jutaan kesempatan dan saya bersedia untuk berkolaborasi dengan teman-teman semua,” tegasnya.