Barayanews.co.id – Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor mencatat 188.966 balita yang ada di Kabupaten Bogor masih menderita stunting, atau sekitar 32,9 persen balita mengalami gizi buruk, angka ini selalu meningkat, seperti yang melonjak di tahun 2018 lalu hingga mencapaiangka 200 ribu balita.
Kabid Kesejahteraan Masyarakat Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bogor, Dede Agung mengatakan, selama dua tahun terakhir, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor terus memantau perkembangan masalah stunting yang selama ini didasari oleh kurangnya kesadaran masyarakat akan gizi balita.
“Kami masih memantau perkembangan masalah stunting ini, didasari oleh minimnya kesadaran akan gizi si balita,” katanya
Agar bisa terus mendapatkan data yang mutakhir, lanjut Dede, Dinkes Kabupaten Bogor sedang mengembangkan e-ppgbm (pencatatan dan pelaporan status gizi berbasis masyarakat).
“Kita selalu melakukan preventif berupa penyuluhan dan pemberian makanan dan minuman bergizi, serta pelatihan pengelola program Kartu Anak Indonesia (KIA) dan lain sebagainya,” katanya, seperti dilansir di metropolitan.
Berdasarkan pantauan Dinkes Kabupaten Bogor, ternyata penyebaran lokasi lokus stunting terdapat di 10 Desa. Yaitu di Desa Sukamulih, kecamatan Sukajaya. Desa Banyuresmi, kecamatan Cigudeg. Desa Cibeubeur 2, kecamatan leuwiliang. Desa Cibatok 2, Kecamatan Cibungbulang. Desa Cimande, kecamatan Caringin. Desa Tangkil kecamatan Caringin. Desa Pasir Buncir, kecamatan Caringin. Desa Sukatani, Kecamatan Sukaraja. Desa Leuwikaret, Kecamatan Klapanunggal, dan Desa Pabuaran, Kecamatan Sukamakmur.