BOGOR – Dalam rangka peningkatan mutu Sumber Daya Manusia (SDM) bagi perempuan dan perlindungan anak. Yayasan Cipta Dasa Pratiwi yang bergerak di bidang sosial, masyarakat dan perempuan menggelar seminar di Asana Grand Pangrango, Sabtu (14/08/2021).
Seminar yang dihadiri Kepala Bappeda Kota Bogor, Rudy Mashudi, Kepala DPMPPA Kota Bogor, Iceu Pudjiati, dan Aktivis Barisan Perempuan Mandiri, Atty Somaddikarya diikuti oleh sejumlah perempuan dari PKK dan ibu rumah tangga.
Ketua Yayasan Cipta Dasa Pratiwi, Aprilda Dasa Pratiwi menyebut kegiatan tersebut digelar dalam upaya membantu dan mendorong program pemerintah demi meningkatkan pembangunan mutu SDM perempuan di Kota Bogor.
Menurutnya, pembangunan SDM yang lebih maju itu penting di era yang serba digital, selain itu, lanjut dia, orang tua pun wajib mengatahui hak dasar pemenuhan kepada anak.
“Ini membantu pemerintah karena yayasan kami bergerak di bidang sosial dan perempuan, jadi untuk pembangunan dan peningkatan secara SDM itu penting. Juga perlindungan anak, ini menarik karena kami prihatin, banyak anak yang tidak secara utuh mendaparkan hak dasar dari para orang tua,” paparnya.
“Nah, disini kita sama-sama belajar, mendapatkan pemahaman, dan informasi dari para pakarnya,” tambah dia.
Sementara, Kepala Bappeda Kota Bogor, Rudy Mashudi dalam pemaparan materinya menjelaskan masyarakat wajib mengetahui bagaimana upata memperkuat ketahanan keluarga di Kota Bogor.
“Semuanya ada dalam visi dan misi kota bogor. Untuk menurunkan gen yang cerdas perlu bibit yang berkualitas. Jadi kunci utama keluarga utuh adalah ketahanan keluarga,” kata Rudy.
Sementara Kepala DPMPPA Kota Bogor, Iceu Pudjiati mengatakan investasi terbaik dalam rumah tangga adalah anak. “Iya, investasi terbaik adalah anak. Anak yang berkualitas, anak yang cerdas. Apa ya g menunjang itu? Salah satunya memenuhi hak dasar untuk anak itu sendiri,” katanya.
Lebih lanjut, Iceu mengatakan sejumlah isu strategis dalam pemberdayaan perempuan. Antara lain peran aktif perempuan dalam peran yang selama ini didominasi laki-laki. “Peningkatan peran ibu dalam pendidikan, penurunan kekerasan terhadap perempuan dan anak, penurunan pekerja anak,” jelas dia.
“Selain itu, ada juga hak-hak kaum perempuan, antara lain, hak dalam kertenagakerjaan, hak pendidikan, hak kesehatan, hak perkawinan dan berkeluarga, dan yang terpenting maju dalam ranah publik dan politik,” kata Iceu.
Di tempat yang sama, Aktivis Perempuan sekaligus Anggota DPRD Kota Bogor, Atty Somaddikarya menjelaskan akan mendorong anggaran di dalan APBD demi menunjang program pemberdayaan perempuan dan anak.
Selain itu, ia menyampaikan aspirasi agar pemerinth bisa memberikan perhatian khusus kepada anak yatim piatu yang masih sekolah akibat ditinggal meninggal oleh orang tuanya akibat covid 19.
“Anak juga dipastikan mendapatkan haknya untuk bisa melanjutkan sekolah dan ada bantuan jangka pajang bg perempuan dengan status kepala keluarga, mengingat banyak sekali sumber
penghasilan nya yg terpustus selama pandemi,” pungkas Atty.
Seminar tersebut juga dihadiri Anggota DPR RI, Diah Pitaloka dan perwakilan dari Kementrian PPA secara virtual.