BOGOR – Komisi III DPRD Kota Bogor melakukan inspeksi mendadak (Sidak) ke lokasi pembangunan jembatan Otista, Kecamatan Bogor Tengah, Rabu (18/10). Hal ini dilakukan guna mengecek progres pengerjaan jembatan yang memakan anggaran mencapai Rp49 miliar.
Ketua Komisi III DPRD Kota Bogor, Zenal Abidin, beserta anggota Komisi III DPRD Kota Bogor yang terdiri dari Karnain Asyhar, Angga Alan Surawijaya, Said Muhamad Mohan, Laniasari, Murtadlo, Bambang Dwi Wahyono, Syafei, Zaenul Muttaqin, Safrudin Bima, dan Edi Darmawansyah, diterima oleh Kepala Dinas PUPR Kota Bogor, Rena da Frina beserta jajaran.
Saat tiba di lokasi, para pekerja tengah melakukan pemasangan alat yang akan digunakan untuk mengangkut beton yang menjadi pondasi bagi struktur jembatan yang baru. Rena menerangkan, jika pemasangan alat yang dibawa dari Surabaya ini sudah selesai, maka pengerjaan pemasangan beton bisa segera dilakukan.
“Jadi kalau balok jembatan sudah masuk dan terpasang itu bisa memakan progres sebanyak 15 sampai 20 persen. Nanti kita lanjut dengan pengaspalan dan finising saluran di sisi kiri dan kanan,” ujar Rena kepada anggota dewan.
Memasuki pekan ke-26 dari total waktu pengerjaan kurang lebih tujuh bulan, Rena mengungkapkan progres pengerjaan sudah 60 persen dengan beberapa defiasi positif. Rena pun memastikan pengerjaan jembatan Otista akan selesai tepat waktu.
“Jadi kami yakin ini pengerjaan tepat waktu selesai,” ungkapnya.
Mendengar pemaparan tersebut, Zenal Abidin memberikan respon positif. Namun ia kembali meminta kepastian agar pengerjaan ini bisa diselesaikan tepat waktu, dengan menambah jumlah pekerja untuk menyelesaikan pemasangan beton jembatan.
“Jadi mumpung kondisi cuaca sedang bagus, tidak ada ujan, kalau bisa ini pengerjaan pemasangan beton jembatan diselesaikan secapatnya. Karena kalau hitung-hitungan tadi kalau beton terpasang sudah menambah 15 sampai 20 persen. Itu target yang harus dikejar,” tegas Zenal.
Lebih lanjut, ia pun mengapresiasi Pemkot Bogor yang mau mempertahankan kondisi lengkungan jembatan peninggalan zaman Belanda. Ia pun memaparkan bahwa nantinya jembatan struktur jembatan yang dibangun pada 1920-an itu tidak akan terbebani oleh struktur jembatan baru.
“Ya kami apresiasi Pemkot Bogor yang mau mendengarkan suara dari para budayawan yang kami perjuangkan juga. Semoga ini bisa menjadi daya tarik bagi para pelancong nantinya, karena disini akan ada spot foto juga,” pungkasnya.