Barayanews.co.id – Bencana longsor yang menimpa Desa Cileuksa, Sukajaya, Kabupaten Bogor beberapa waktu lalu memyisakan dampak yang begitu dalam. Selain korban tewas dan hilang serta pemukiman yang luluh lantak, beberapa sekolah yang rusak dijadikan pengungsian. Alhasil, kegiatan belajar mengajar ratusan siswa setempat terhambat.
Melihat kondisi memperihatinkan tersebut, tim relawan dari Persatuan Wartawan Indonesia Peduli Kemanusiaan PEKA PWI Kota Bogor lakukan kelas pengajaran darurat, bekerjasama dengan relawan mahasiswa.
Ketua PWI PEKA Kota Bogor, Eko Hadi menyampaikan siswa yang terbengkalai mulai dari usia PAUD hingga kelas 6 SD. “Siswanya dari PAUD sampe kelas 6 SD,” kata , Eko Hadi di lokasi.
Eko mengatakan longsor yang terjadi pada Rabu (1/1/2020), menimpa SDN 02 Cileksa dengan kondisi sangat rusak. Sedangkan SDN 05 Cileksa akses menuju sekolah itu tertutup material longsor.
Sedangkan untuk SDN 01, 03 dan 04 dijadikan lokasi pengungsian oleh warga yang jadi korban terdampak bencana. Eko menyebut siswa yang ikut belajar di pengajaran darurat PEKA PWI, ada 60-70 siswa terbagi menjadi tiga kelompok.
“Kelompok pertama kelas PAUD, kelompok dua untuk kelas 1-3 SD dan kelompok tiga untuk kelas 4-6 SD,” lanjut Eko.
Dari ketiga kelompok tersebut untuk bahan pelajarannya, Eko mengatakan dibedakan atau disesuaikan dengan kondisi siswa. Untuk kelas PAUD, pelajaran lebih banyak di isi dengan materi ringan dengan membacakan cerita bergambar dan bernyanyi. Untuk kelompok dua di isi pelajaran ringan menghitung dan menghafal, juga disertai cerita atau nyanyi. Lalu untuk kelompok ketiga, pelajaran mencoba disesuaikan dengan pelajaran mereka biasanya.
“Jadi sebenernya ini untuk trauma healing juga, namun kan mereka juga harus tetap belajar,” kata Eko menjelaskan.
Eko mengatakan untuk lokal atau gedung tempat belajar darurat PWI PEKA, sementara memakai gedung sekolah SDN 03 yang berada di Kampung Cileksa Tonggoh.
Eko mengatakan sebetulnya ruang belajar memang tidak memadai, sehingga dia pun berharap pemerintah atau relawan berkenan membangunkan sekola-sekola darurat. Eko menyebut PWI PEKA berinisiatif menggelar kelas pengajaran darurat, bertujuan agar siswa tidak terlalu jauh tertinggal pelajaran yang sebentar lagi akan menghadapi ujian akhir.
“Untuk tenaga pengajar kita juga melibatkan adik-adik mahasiswa yang berkenan menjadi relawan,” ucap Eko.