BOGOR – Periode 2024–2029 menjadi babak baru bagi DPRD Kota Bogor yang diwarnai kehadiran sejumlah politisi muda dengan semangat pembaruan. Dari 50 anggota dewan terpilih, beberapa nama muda mencuri perhatian karena usia yang masih relatif belia namun sudah terjun ke dunia politik dengan tanggung jawab besar untuk rakyat.
Adalah Abdul Kadir Hasbi Alatas, Banu Lesmana Bagaskara, Fajar Muhammad Nur, dan Tri Riyanto Andhika Putra. Empat figur muda yang kini aktif berperan dalam fungsi legislasi, anggaran, dan pengawasan di DPRD Kota Bogor.
• Abdul Kadir Hasbi Alatas – Anggota DPRD Kota Bogor Termuda dengan kiprah melesat
Didapuk sebagai Dewan termuda di Kota Bogor. Politisi Gerindra ini lahir dari dapil 2 Bogor Selatan, usianya baru 22 tahun ketika dilantik pada Agustus 2024. Hasbi kini menjabat sebagai Ketua Komisi II DPRD Kota Bogor. Komisi yang membidangi perekonomian, keuangan daerah, dan pengelolaan aset.
Sejak awal masa jabatannya, Hasbi aktif menyoroti berbagai isu fiskal, terutama kontribusi retribusi parkir terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD). Ia menilai pengawasan terhadap sektor parkir masih lemah dan memerlukan reformasi sistem agar pendapatan kota lebih optimal.
Pada rapat kerja Komisi II bulan Mei 2025, Hasbi mengeluarkan lima rekomendasi perbaikan sistem parkir yang meliputi digitalisasi pembayaran, penertiban titik parkir liar, dan peninjauan ulang kerja sama pihak ketiga. Selain itu, ia juga memperjuangkan kebijakan padat karya dan pemberdayaan UMKM di tingkat kelurahan sebagai strategi menekan angka pengangguran pascapandemi.
Dalam sejumlah kesempatan, Hasbi menegaskan komitmennya untuk melibatkan pemuda dalam proses politik dan pengawasan anggaran daerah.
“Anak muda tidak boleh hanya menonton politik. Kami harus ikut mengawasi bagaimana uang rakyat dikelola dan digunakan untuk kesejahteraan,” ujarnya saat kegiatan bersama awak media, September 2025.
• Banu Lesmana Bagaskara – Legislator Muda Pro-Rakyat dari PDIP
Dari Dapil Tanah Sareal, nama Banu Lesmana Bagaskara menjadi salah satu figur muda potensial yang berhasil lolos ke kursi DPRD Kota Bogor melalui PDI Perjuangan.
Banu dikenal aktif turun langsung ke masyarakat, baik melalui kegiatan reses maupun aksi sosial bersama warga.
Hingga 2025, ia tercatat telah menyoroti sejumlah isu strategis:
Krisis obat di RSUD Kota Bogor yang menyebabkan layanan kesehatan terganggu. Banu mendesak perbaikan sistem pengadaan obat dan transparansi stok farmasi.
Isu keamanan infrastruktur perkotaan, seperti penataan kabel udara dan fasilitas umum di kawasan Tanah Sareal.
Program pemberdayaan petani muda lewat penyaluran pupuk organik bersama komunitas pemuda tani.
Sebagai politisi muda, Banu juga mendorong kebijakan pro-rakyat dan transparan, dengan pendekatan kolaboratif antara pemerintah daerah dan masyarakat.
“Kebijakan yang baik lahir dari mendengar rakyat. Kami hadir untuk memastikan suara warga benar-benar menjadi arah kebijakan,” ujar Banu saat kegiatan reses di Kencana, Maret 2025.
• Fajar Muhammad Nur – Fokus pada Pengangguran dan UMKM
Politisi muda dari Partai NasDem, Fajar Muhammad Nur, mewakili Dapil Bogor Selatan. Dalam Pileg 2024, ia meraih lebih dari 2.100 suara, mencerminkan dukungan kuat dari masyarakat muda dan pelaku UMKM.
Sejak awal masa baktinya, Fajar menegaskan fokus utamanya pada penyerapan tenaga kerja lokal dan pemberdayaan UMKM. Ia memperjuangkan pembentukan “Rumah Aspirasi Pemuda dan UMKM”, wadah untuk pelatihan kewirausahaan dan akses modal mikro di Bogor Selatan.
Sebagai anggota Komisi I DPRD Kota Bogor, Fajar juga aktif mengawal optimalisasi sertifikasi aset daerah dan transparansi penggunaan lahan pemerintah melalui koordinasi dengan Badan Keuangan dan Aset Daerah (BKAD).
“Kami ingin aset publik digunakan sebesar-besarnya untuk kesejahteraan rakyat, bukan hanya jadi catatan di neraca daerah,” kata Fajar saat rapat kerja bersama BKAD, Juni 2025.
• Tri Riyanto Andhika Putra – Serap Aspirasi dan Kawal Kesejahteraan Sosial
Sebagai anggota Fraksi NasDem dari Dapil Bogor Timur dan Tengah, Tri Riyanto Andhika Putra atau Kang Riyan dikenal sebagai legislator muda yang vokal pada isu sosial dan pendidikan.
Di Komisi IV DPRD Kota Bogor, Tri Riyanto menyoroti kasus dugaan kekerasan guru terhadap siswa di SMP PGRI 11, mendesak Dinas Pendidikan memperketat pengawasan dan memastikan perlindungan anak di sekolah.
Selain itu, ia melakukan reses tematik di beberapa wilayah untuk menyerap aspirasi terkait BPJS tidak aktif, distribusi bansos, dan krisis air bersih. Ia berjanji memperjuangkan pembangunan saluran drainase serta perbaikan daerah rawan longsor.
Tri Riyanto juga mengawal penyaluran 140 unit alat bantu dengar untuk penyandang disabilitas di Kota Bogor, memastikan bantuan sosial tepat sasaran.
“Pengawasan sosial bukan hanya soal angka, tapi tentang memastikan kebijakan pemerintah benar-benar dirasakan oleh warga kecil,” ujarnya dalam rapat Komisi IV, Maret 2025.
Kehadiran keempat legislator muda ini mencerminkan proses regenerasi politik di Kota Bogor yang semakin nyata. Mereka hadir dengan visi baru dengan melibatkan anak muda dalam pengawasan publik, memperkuat partisipasi masyarakat, serta memperjuangkan kebijakan yang berpihak pada rakyat kecil.
Dari komitmen Hasbi terhadap pengelolaan PAD, ketegasan Banu memperjuangkan layanan publik, inisiatif Fajar membangun ekonomi lokal, hingga dedikasi Tri Riyan pada kesejahteraan sosial, wajah baru DPRD Kota Bogor ini menjadi energi segar bagi dinamika politik daerah.
Namun, tantangan ke depan tetap besar — memastikan semua janji politik dan agenda reses benar-benar diwujudkan dalam kebijakan nyata yang berdampak langsung bagi masyarakat Kota Bogor.

