BOGOR – Kota Bogor menjadi kota pertama di Indonesia yang memiliki Rumah Teh Indonesia.
Rumah Teh Indonesia, Galeri Inovasi dan Edukasi, by @silateahouse, Indonesia Tea Reborn diresmikan Wali Kota Bogor, Bima Arya bersama Ketua Umum Dewan Teh Indonesia (DTI), Rachmad Gunadi, Founder & Business Director Sila Tea House, Redha Taufik Ardias dan Founder & President Director Sila Tea, Iriana Ekasari, Selasa (8/8/2023) sore, di Perumahan Duta Pakuan Jalan Danau Poso Blok E4 No 10 RT. 05 RW. 07 Kelurahan Tegallega, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor.
Wali Kota Bogor, Bima Arya yang hadir bersama Ketua TP PKK Kota Bogor, Yane Ardian menyampaikan apresiasi dan Kota Bogor selalu excited (bersemangat) ketika menjadi yang pertama.
Menjadikan Kota Bogor, menjadi pionir lanjut Bima Arya merupakan langkah yang tepat, sebab melihat dari trend market pertumbuhan kafe, restoran dan sebagainya di Kota Bogor mencapai 300 persen.
Proximity Kota Bogor dengan Jakarta memiliki keunggulan tersendiri di samping kemudahan masyarakat melakukan mobilitas di Kota Bogor, karena perbaikan infrastruktur seperti pedestrian dan sebagainya.
“Sehingga Orang-orang yang datang itu mulai membidik ke sana. Jadi ketika saya mulai membangun pedestrian targetnya itu memudahkan orang. Ya, walaupun ini jauh dari jalan utama, tapi yang berbeda di sini (Rumah Teh Indonesia) adalah konten atau narasi,” katanya.
Bima Arya pun mengistilahkan dengan ‘surga’ tersembunyi yang juga akan menjadi daya tarik bagi generasi z atau Gen Z.
“Ini yang membedakan generasi saya, kita generasi. Kalau kita dulu agak so si branded berbau luar gitu. Kalau sekarang anak-anak itu hebat, makanya lokal pride lokal konten berada di depan. Termasuk yang saya pakai ini si Rubo, maskot Kota Bogor,” katanya.
Maskot Kota Bogor teranyar Rubo (Rusa Bogor) ini diciptakan melalui riset dan sayembara.
Hal itu juga yang kemudian disukai generasi saat ini yang menginginkan cerita atau narasi untuk sesuatu yang akan dikonsumsi atau digunakan.
Itu juga sejalan dengan kehadiran Rumah Teh Indonesia pertama di Kota Bogor yang memiliki edukasi informasi dan inovasi teh dari hulu ke hilir.
“Edukasi yang gak ada di semua tempat. Ini ada di Rumah Teh Indonesia, edukasi tentang teh, galeri edukasi dan inovasi ada di sini,” jelasnya.
Ke depan lanjut Bima Arya, Rumah Teh Indonesia ini bisa dikoneksikan dengan tourism Kota Bogor yang digarap dengan apik.
Ketua Umum Dewan Teh Indonesia (DTI) Rachmad Gunadi, mengatakan Rumah Teh Indonesia menjadi penanda dari upaya-upaya yang dilakukan para pecinta, pejuang teh Indonesia untuk kembali membangkitkan industri teh Indonesia.
“Karena anak-anak milenial saat ini dan Gen Z tidak lagi minum teh dengan cara dan jenis yang kita minum dulu. Makanya ini kita beri kesempatan untuk membangun sendiri referensinya, membangun sendiri pasarnya dan produknya,” katanya.
Sehingga lanjutnya momentum ini ditandai sebagai kebangkitan milenial dalam mewarnai industri teh Indonesia.
Founder & Business Director Sila Tea House, Redha Taufik Ardias menyampaikan bahwa ini adalah hari bersejarah untuk Kota Bogor dan Indonesia karena lahirnya Rumah Teh Indonesia di bulan kemerdekaan.
“Ini titik temu platform dan showroom untuk galeri inovasi dan edukasi. Maka kita hadirkan satu konsep partform untuk kita ketemu, bersama-sama edukasi tentang bagaimana memproses teh dengan baik sesuai standar market dan sesuai permintaan market dari hulu ke hilir,” katanya.
Ia berharap Rumah Teh Indonesia bisa menjadi pertemuaan informasi yang memunculkan interaksi antara hulu dan hilir sehingga terjadi sinergi dari budidaya menjadi budaya minum teh.
Saat ini Rumah Teh Indonesia memiliki artikel teh dari 10 kebun di Indonesia dengan ratusan jenis teh yang sudah dikurasi dan 25 teh varian single origin yang sudah dipasarkan.
“Selain single origin kita juga afa teh yang kita ramu dari minimal 50 persen teh menjadi tea blend menggunakan bahan herbal yang alami, seperti lemon kering, jahe kering, sereh kering, pandan, melati rosella dan sebagainya,” katanya.
Di rumah Teh Indonesia ini pengunjung bisa melihat teh dari berbagai wilayah di Indonesia yang kemudian bisa dikonsumsi dan langsung diseduh di tempat untuk mendapatkan edukasi. Sehingga pengunjung bisa mendapatkan experience atau pengalaman menikmati teh.
“Kita ada tea edukatifnya, nanti mereka akan diajarin inilah cara menyeduh teh yang pas buat jenis teh, kita ada white tea, green tea, black tea, yellow ada, red, jadi banyak dan masing-masing punya cara yang berbeda dalam penyeduhannya,” katanya.
Peresmian ini juga dihadiri oleh Kementerian Pertanian, Kementerian Perindustrian, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, PTPN, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.