Demi mengamankan stok pangan dan menekan inflasi, Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor bakal memproyeksikan Sistem Resi Gudang (SRG). Rencananya, lahan di Sukaresmi, Tanah Sareal akan dibangun SRG tersebut.
Rencana itu dibahas dalam rapat koordinasi yang dilakukan Wakil Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim bersama Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Jerry Sambuaga di Kantor Kementerian Perdagangan (Kemendag), Jakarta, Jumat (13/1/2023) siang.
Di awal pertemuan, Dedie menanyakan langsung kepada Wamendag memungkinkan tidaknya Kota Bogor memproyeksikan SRG tersebut. Menurut Dedie, gudang SRG ini bisa membantu Kota Bogor menekan inflasi.
“Memang Kota Bogor ini bukan kota produsen, tetapi kota konsumen. Bahan – bahan seperti cabai atau bawang ternyata juga menjadi penyumbang inflasi Kota Bogor,” kata Dedie kepada Wamendag.
Di tempat yang sama ikut mendampingi Dedie, Kepala Dinas Koperasi, UMKM, Perdagangan dan Perindustrian (Dinkukmdagin) Kota Bogor, Ganjar Gunawan mengamini, bahwa semua komoditi kebutuhan bahan pokok itu pada dasarnya tergantung kiriman daerah luar. Sehingga ketika tergantung dengan daerah luar, maka ada beberapa faktor yang mempengaruhi.
“Kemudian ada pemikiran bahwa Kementerian Perdagangan ini juga punya program untuk pembangunan sarana-sarana perdagangan. Nah, sarana-sarana perdagangan ini ada beberapa sektor. Ada yang disebut pasar rakyat, ada yang disebut pusat distribusi, ada yang disebut gudang, pergudangan atau gudang dengan Sistem Resi Gudang (SRG),” urainya.
Jika memungkinkan dibangun SRG, sambung Ganjar, Pemkot Bogor menyediakan lahan di dekat lokasi rencana pembangunan stoplet kereta di Sukaresmi. Sehingga, Pemkot harus mengejar kesempatan itu lewat tim teknis yang dipersiapkan.
“Kemendag juga menyampaikan bahwa jangan sampai status lahan yang akan dibangun memiliki sengketa. Penekanan dari kementerian juga masalah pengelolaan. Kalau gudang SRG itu mereka menyarankan yang bisa mengelola ini pihak swasta, dikerjasamakan dengan pemkot sehingga ada PAD yang masuk,” sambungnya.
Kesimpulan pengajuan untuk pembangunan gudang ini, adalah bagaimana Kota Bogor memiliki before stok untuk komoditi langka dan mahal atau semacam gudang penyimpanan yang memenuhi standar dan itu kemudian bisa menjaga kestabilan harga ketika barang naik itu dikeluarkan ke pasaran.
“Fungsi utamanya untuk menjaga kestabilan harga, menjaga inflasi, supaya disparitas harganya tidak terlalu tinggi. Dan komoditi yang bisa disimpan di gudang adalah komoditi yang bisa menyumbang inflasi terhadap Kota Bogor,” katanya.
Menanggapi niatan Pemkot Bogor itu, Wamendag, Jerry Sambuaga mengatakan bahwa pemerintah sudah membangun 123 gudang SRG di seluruh Indonesia.
“Sebagai salah satu syarat penting, lahannya tidak ada sengketa. Saya sudah komunikasi dengan Bappebti (Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi) dan masih bisa untuk Kota Bogor. Nanti ada tim dari kami yang melihat dan jadikan bahan,” ujar Wamendag.