Barayanews.co.id – Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto menetapkan bahwa Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor mulai mengizinkan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) mulai 11 Januari 2021 mendatang.
Meski begitu, pihak sekolah harus mengajukan terlebih proposal untuk melaksanakan kegiatan belajar tersebut.
“Nanti dilihat kesiapannya oleh Satgas Penanganan Covid-19 Kota Bogor, pihak Dinas Pendidikan (Disdik) dan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor,” katanya.
Kebijakan tersebut merupakan tindak lanjut arahan dari Menteri Pendidikan Nasional untuk melangsungkan kegiatan PTM.
“Warga Bogor yang kami cintai, kami baru selesai melakukan pembahasan untuk menyikapi juga merespon arahan yang disampaikan oleh bapak menteri pendidikan nasional terkait dengan rencana untuk sekolah-sekolah kembali melangsungkan pembelajaran tatap muka,” ungkap Bima, Sabtu (21/11/2020) siang.
Dalam konfrensi pers tersebut, Bima didampingi oleh pihak Dinkes, Disdik, Badan Musyawarah Perguruan Swasta (BMPS), Dewan Pendidikan (Wandik), Kantor Cabang Dinas (KCD) dan kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kota Bogor
“Hasilnya pertama, bahwa kami melihat banyak hal yang selama ini terlihat jelas terkait dengan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) terutama dampaknya bagus untuk siswa, bagi sekolah, orang tua dan lain-lain. Sesuai arahan pak menteri PJJ tidak maksimal, semakin salam PJJ akan banyak dampak negatifnya,” tutur Bima.
Bima menegaskan, kesehatan dan keselamatan merupakan hal yang paling utama. “Kesehatan dan keselamatan tidak bisa ditukar apapun, karena itu PTM harus diiringi oleh kesiapan dan kepastian dari aspek protokol kesehatan (Prokes),” tegasnya.
Bima menegaskan, tiga hal yang utama, antara lain, konsep sistem pengajaran, pengaturan jadwal dan mata pelajaran, serta kesiapan prokes.
“Dinkes Kota Bogor akan mencatat apa saja daftar periksa yang harus dipenuhi semua sekolah. Semisal termoscan, kesiapan apabila ada peristiwa darurat dan ketiga juga lingkung sekolah. Kami tidak ingin sistem yang pengajaran sudah baik, prokes sudah baik, tetapi dilingkungan sekolah sangat berisiko berkerumun di kantin sekolah atau disekitar sekolah,” katanya.