Barayanews.co.id – Jajaran Unit Reserse Kriminal Polsekta Bogor Utara berhasil mencokok seorang wanita yang mengaku sebagai wartawan di GOR Pakansari, Senin (20/1/2020).
Adalah HYI (29) alias RKA dibekuk lantaran polisi mendapatkan laporan dari korban yang merupakan Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang mengaku diperas dengan nominal yang fantastis. Pernyataan tersebut dikatakan Kapolsekta Bogor Utara, Kompol Irwandi.
“Oknum wartawan dari media Mediator itu diduga melakukan pemerasan dan pengancaman terhadap RE di Kampung Ceger, Kelurahan Tegal Gundil, Kecamatan Bogor Utara,” ujarnya kepada wartawan, Selasa (21/1/2020).
Irwandi menuturkan, pelaku sendiri menggunakan modus dengan menuding korban telah keluar dari hotel di wilayah Gadog, Kabupaten Bogor bersama seorang lelaki yang menggunakan seragam dinas PNS.
Kemudian, lanjut dia, pelaku mengancam akan menyebarkan berita tersebut dan melaporkannya ke Dinas Pendidikan serta Walikota Bogor.
“Lantas pelaku meminta uang sebesar Rp125 juta. Kemudian korban melakukan negoisasi dan tersangka menurunkan harga menjadi Rp70 juta. Lantas RE memberikan DP sebesar Rp1,8 juta, kemudian mentransfer uang ke rekening pelaku sebesar Rp9 juta,” jelas Kompol Irwandi.
Lebih lanjut, kata Kapolsekta, korban menjanjikan kepada pelaku akan membayar sisa uangnya pada Senin (20/1/2020).
“Karena pelaku selalu melakukan pengancaman terhadap korban dan meminta sisa uang yang dijanjikan, pada hari Senin (20/1/2020), RE mentransfer uang sebesar Rp1 juta ke rekening tersangka,” jelasnya.
Kompol Irwandi menjelaskan, pelaku dijerat dengan Pasal 368 KUHP tentang tindak pidana pemerasan dan pengancaman dengan ancaman penjara empat tahun.
Selain itu, polisi juga mengamankan barang bukti berupa satu buah kartu pers Surat Kabar Mediator atas nama tersangka HYI, dua handphone merk Nokia yang digunakan oleh pelaku untuk melakukan pengancaman terhadap korban dan satu buku tabungan milik tersangka.
“Pelaku merupakan warga Gunung Kidul. Namun, ia mengontrak rumah di kawasan Pakansari Cibinong, Kabupaten Bogor. Saat ini kami masih melakukan pendalaman terhadpa perkara ini,” ungkapnya.n Fredy Kristianto