BOGOR – Sidang Paripurna digelar dalam memperingati Hari Jadi Bogor (HJB) ke-539 di Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Bogor, Kamis (3/6).
Sidang dipimpin oleh Ketua DPRD Kota Bogor Atang Trisnanto dan dihadiri oleh Wali Kota Bogor Bima Arya, Wakil Wali Kota Dedie Rachim dan tamu undangan.
Selain itu, sidang juga ditayangkan secara virtual melalui YouTube Channel DPRD Kota Bogor dan Zoom Meeting.
Dalam sambutan sidang paripurna HJB 539, Atang menceritakan secara singkat terbentuknya Kota Bogor, dimana lima abad yang lampau kota ini berdiri, ditandai dengan dilantiknya Sri Baginda Prabu Siliwangi sebagai Pemimpin Kerajaan Pajajaran yang keberadaannya dikenang oleh generasi penerusnya sebagai salah satu ikon terbaik dari nilai–nilai luhur Jawa Barat dan orang sunda.
Selain itu, Atang juga menjelaskan bahwa para leluhur pendiri Kota Bogor telah mematri pepatah yang hingga saat ini kita jadikan sebagai moto Kota Bogor yakni “Dinu Kiwari Ngancik Nu Bihari, Seja Ayeuna Sampereun Jaga”, apa yang kita nikmati hari ini adalah hasil kerja diwaktu lalu dan apa yang kita kerjakan hari ini adalah untuk masa depan.
“Ungkapan tersebut merupakan pengingat bagi kita untuk tidak lupa kepada para pendahulu yang pernah mencurahkan baktinya bagi Kota ini, sehingga kita bisa menikmati keadaan sekarang, sekaligus kita pun belajar dari kesalahan dimasa lalu untuk tidak mengulangi hal yang sama dimasa kini, sehingga kita bisa membangun kehidupan yang lebih baik bagi generasi mendatang,” katanya.
Lebih lanjut, dalam sambutannya Atang pun mengungkapkan harapannya terhadap Kota Bogor yang sudah semakin berubah. Dimana saat ini Kota Bogor sudah menjadi magnet di kawasan Jabodetabek yang menyedot kaum urban dari berbagai wilayah Indonesia sehingga membawa berbagai konsekwensi terhadap berbagai aspek sebagaimana umumnya situasi perkotaan.
Hal ini tentunya juga memberikan pengaruh terhadap perkembangan perekonomian dan pembangunan di Kota Bogor, khususnya pada sektor jasa, baik hal yang positif maupun dampak permasalahan – permasalahan yang ada di Kota Bogor yang masih memerlukan penanganan serius, seperti penanganan permasalahan transportasi.
“Penataan transportasi, masih merupakan salah satu prioritas yang harus di perhatikan, hal ini terlihat dari minimnya kesadaran tertib berlalu lintas, penyalahgunaan fasilitas jalan, kondisi fisik jalan masih banyak yang kurang memadai atau rusak, masih minimnya fasilitas gedung parkir khususnya di jalur rawan kemacetan, serta timbulnya titik-titik kemacetan baru, sehingga perlu menjadi perhatian kita bersama,” kata Atang.
Hal lainnya yang perlu penanganan lebih seksama, menurut Atang adalah semakin minimnya lahan terbuka hijau di Kota Bogor. Dimana semakin berkurangnya lahan perkebunan dan persawahan yang ada di Kota Bogor.
Hal ini menurutnya sebagai konsekuensi dari meningkatnya pembangunan yang ada di Kota Bogor. Namun ia menekankan pembangunan–pembangunan yang dilaksanakan di Kota Bogor harus tetap dengan memperhatikan Rencana Tata Ruang Wilayah, mengutamakan analisis dampak lingkungan serta dengan tetap memperhatikan akses ruang terbuka hijau untuk keasrian Kota dan kelestarian lingkungan hidup.
“Saat ini, sudah banyak perbaikan terhadap fasilitas dan akses trotoar bagi pejalan kaki, serta pembangunan taman–taman kota, namun perlu diperhatikan bahwa perbaikan fasilitas dan akses trotoar serta pembangunan taman–taman kota masih terpusat di sekitar kebun raya dan istana bogor serta beberapa lokasi yang masih di pusat Kota yang belum menyentuh kesemua wilayah lainnya, namun demikian Pemerintah sedang berupaya untuk kewilayah yang lainnya,” jelasnya.
Lebih lanjut, untuk dibidang kebersihan, menurut Atang masih sangat minimnya pemahaman budaya bersih pada masyarakat.
“Untuk itu perlu peningkatan sarana dan prasarana kebersihan serta program sosialisasi kepada masyarakat untuk menciptakan budaya hidup bersih kepada masyarakat,” jelasnya.
Selain hal tersebut diatas, masih kata Atang, tentunya masih banyak permasalahan–permasalahan yang harus dihadapi untuk perbaikan pembangunan Kota Bogor kedepan. Seperti permasalahan dibidang pendidikan, kesehatan, sosial budaya dan ketenagakerjaan.
“Sejalan dengan tema dalam rangka memperingati hari jadi Bogor yang ke 539, yaitu ”JAGRATARA WALUYA”, yang mengandung makna selalu waspada dan menjaga kesehatan. Hal ini mengajak kita semua bahwa dimasa pendemi ini kita harus selalu waspada terhadap berbagai kemungkinan terburuk, supaya senantiasa terjaga kesehatan dan keselamatan Bangsa, oleh karena itu mari terus mewujudkan dan meningkatkan perhatian, kinerja dan profesionalisme kita dalam upaya mewujudkan Kota Bogor yang lebih baik lagi tentram, damai, gemah ripah loh jinawi bagi semua masyarakat Kota Bogor khususnya dan Bangsa Indonesia secara keseluruhan,” pungkasnya.