Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bogor, Syarifah Sofiah secara umum menjelaskan program dan kegiatan yang sudah dilaksanakan Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor dalam mempersiapkan dan melaksanakan implementasi Smart City sesuai masterplan.
“Melalui pertemuan-pertemuan yang dilaksanakan dua kali dalam satu tahun yang merupakan bagian dari evaluasi, realisasi program-program di masterplan kurang lebih mencapai 75 persen, termasuk didalamnya rencana aksi Smart City sudah berjalan. Output dari serangkaian yang sudah direncanakan tentu berupa peraturan-peraturan Smart City yang beberapa diantaranya dalam bentuk Perda,” kata Sekda kepada para asesor evaluasi tahap II implementasi Smart City tahun 2023 melalui zoom meeting di Paseban Sri Bima, Balai Kota Bogor, Selasa (14/11/2023).
Dalam membangun Smart City kata Syarifah, sangat dibutuhkan keterlibatan Dewan Smart City yang membantu dalam memberikan arahan, aspek strategis, teknologi informasi, hal-hal yang berkembang dan update di masyarakat. Untuk memperkuat implementasi Smart City, Pemkot Bogor menganggarkan 30 persen dari APBD.
Untuk outcome program Smart City atau Smart Governance Syarifah membeberkan untuk laporan keuangan BPK, Kota Bogor mendapatkan predikat WTP 7 kali berturut-turut, nilai SPBE tahun 2021 mencapai 3,11, LKPPD Kemendagri hasilnya sangat tinggi dan nilai LAKIP mencapai BB yaitu 75,2.
Sementara untuk pelayanan publik, khususnya dalam pembayaran pajak, Kota Bogor masuk dalam TOP 45 sistem inovasi pelayanan publik dan sinovik. Untuk smart branding, sudah berjalan secara full online. Kenaikan investasi dalam dua tahun terakhir mencapai Rp 1,7 triliun (2022) naik dari Rp 618 miliar (2021).
Smart Economy, persentase masyarakat miskin mengalami penurunan 7,21 (2022), IPM naik menjadi 77,17 persen (2023), indikator-indikator smart living diantaranya persentase stunting anak usia dibawah dua tahun mengalami kenaikan berat badan sebesar 83,08 persen (2023), target balita imunisasi lengkap kurang lebih 80 persen, cakupan persalinan ditangani nakes sudah mencapai 96,1 persen (2022).
Berkaitan air minum layak terdapat 282 sarana air minum aman, akses sanitasi layak sekitar 76,3 persen atau 138.463 kk terakses, jalan masyarakat mencapai 92,62 persen. Smart Society dilihat dari pendidikan angka partisipasi murni, untuk SD/MI sederajat sebesar 99,95 persen, SMP sebesar 74,75 persen dan SMA sederajat sebesar 80,82 persen.
Untuk Smart Environment berupa inovasi dalam pembatasan sampah. Sejak tahun 2017 Kota Bogor telah mengeluarkan kebijakan tidak hanya untuk retail modern, namun juga pasar tradisional. Daur ulang sampah tidak luput dengan melibatkan masyarakat maupun komunitas untuk memilah yang dijadikan produk yang berguna.
Selain itu disebutkan melalui inovasi berupa aplikasi-aplikasi, diantaranya Asinan Bogor, Pakuan Prima untuk melayani administrasi kependudukan berkolaborasi dengan pihak lain. Si Badra sebagai implementasi Smart Governance dalam memberikan layanan dan respon aduan warga yang dievaluasi secara kontinyu.
Selanjutnya Smart Branding dalam PDRB Kota Bogor di sektor sekunder dan tersier dengan branding tempat atau kampung tematik, local pride, outlet 100 persen untuk kuliner, Bogor Kerja dari Dinas Tenaga Kerja.
Terakhir dijelaskan Smart Living dalam bentuk kebijakan transportasi, pedestrian dan simpus pelayanan kesehatan, penerangan jalan umum melalui tenaga matahari.
“Smart society, Kota Bogor beruntung memiliki komunitas-komunitas yang aktif dengan ragam latar belakang, salah satu kontribusinya adalah capaian Piala Adipura. Kreatifitas anak muda tergantung dalam Reka Bogor,” jelasnya..
Untuk kebencanaan dibentuk Tagana, early warning system di daerah potensi bencana, lumbung sosial di kelurahan, pengadaan alat-alat pertolongan pertama kebencanaan sebagai langkah mitigasi implementasi Smart Society.
Menurut Syarifah hampir di semua bidang ada keterlibatan masyarakat Kota Bogor dalam mendukung Smart Society sehingga sangat membantu Pemkot Bogor.
“Kaitan Smart City, Pemkot Bogor terus berupaya untuk meningkatkan capaian pelayanan yang lebih cepat, lebih luas dan lebih baik,” kata Syarifah didampingi Kepala Bappeda Kota Bogor, Rudy Mashudi, Kepala Diskominfo Kota Bogor, Rahmat Hidayat, Sekdis Kesehatan hingga perwakilan perangkat daerah lain lingkungan Pemkot Bogor.