BOGOR – Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) melalui Direktorat Inventarisasi dan Pemantauan Sumber Daya Hutan (IPSDH) menyelenggarakan kegiatan Kompilasi Data Tutupan Hutan. Kegiatan ini berlangsung dengan melibatkan sekitar 60 peserta dari KLHK, IPSDH, Balai Pemantapan Kawasan Hutan (BPKH) seluruh Indonesia, serta Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
Direktur IPSDH, Erik Teguh Primiantoro, menyatakan bahwa kegiatan ini bertujuan memperbarui data tutupan hutan menggunakan teknologi satelit dan inventarisasi lapangan. “Kompilasi data ini merupakan bagian penting dari rangkaian penyediaan informasi tutupan hutan seluruh Indonesia yang mendukung keberlanjutan Sistem Monitoring Hutan Nasional atau SIMONTANA, yang telah dikembangkan sejak 1990,” jelas Erik.
SIMONTANA, lanjut Erik, adalah sistem yang menyediakan informasi transparan dan konsisten mengenai hutan Indonesia. Sistem ini digunakan untuk publik, perencanaan kehutanan, serta sebagai panduan pelaksanaan Perizinan Berusaha Pemanfaatan Hutan (PBPH).
“Sistem ini menggunakan teknologi satelit untuk pemantauan hutan secara real-time dan dilengkapi dengan verifikasi lapangan. Ini menjadi alat penting dalam mendukung aksi mitigasi perubahan iklim, khususnya untuk mencapai target FOLU Net Sink 2030,” ujarnya.
FOLU Net Sink 2030 sendiri merujuk pada kondisi di mana serapan emisi gas rumah kaca dari sektor kehutanan dan lahan lebih tinggi daripada emisi yang dihasilkan, menjadi target strategis Indonesia dalam mitigasi perubahan iklim.
Kolaborasi antara BRIN dan KLHK terus ditingkatkan untuk memanfaatkan teknologi satelit dan evaluasi berkelanjutan. “Data yang dihasilkan tidak hanya bermanfaat untuk kebijakan nasional, tetapi juga mendukung pengambilan keputusan berbasis data dalam pengelolaan hutan,” kata Erik.
KLHK berharap melalui kegiatan ini, SIMONTANA dapat terus menjadi sistem pemantauan hutan nasional yang inovatif dan relevan di tengah tantangan perubahan iklim global.