Demokrasi kita dibangun berdasarkan amanat UUD dan berasaskan Pancasila. Disitu jelas bahwa suara kita, aspirasi dan harapan kita wajib disalurkan melalui perwakilan. Salah satunya wajib disalurkan melalui partai politik. Sesungguhnya partai politik itu adalah sebuah media kaderisasi untuk membentuk penyambung lidah rakyat yang bisa menjadi jembatan bagi segala keluhan rakyat yang dibedakan berdasarkan dasar pemikirannya yang disebut sebagai ideologi maupun prioritas kepentingannya. Perbedaan pilihan dan pandangan dalam partai politik justru haruslah diperlihatkan, karena kepentingan rakyat berbeda-beda. Isu lingkungan, pendidikan, buruh, hukum dan lain sebagainya.
Namun partai politik hari ini mengalami trust issue dari rakyat itu sendiri. Tingkat kepercayaan rakyat terhadap partai politik menjadi yang paling rendah. Hal ini disebabkan karena banyaknya kader-kader partai politik yang banyak tersandung kasus dari mulai korupsi, pelecehan seksual, kriminal, dan lain-lain. Padahal partai politik dan kadernya memiliki peran sangat penting dalam negara yaitu penyeimbangan kekuasaan agar mencegah terjadinya otoritarianisme maupun penyalahgunaan kekuasaan di tingkat eksekutif yang akhirnya berdampak merugikan masyarakat jika partai politik terutama yang memiliki kekuatan di legislatif lemah ataupun tidak berkualitas.
Saya berpendapat, partai politik hari ini juga banyak menemui kegagalan dalam kaderisasi. Hal ini terlihat jelas banyaknya tokoh-tokoh politik yang masuk tanpa melalui proses kaderisasi dari sebuah partai. Partai politik hanya mengejar elektoral dan akhirnya hanya menarik orang-orang yang populer, memiliki sumber daya maupun logistik yang kuat untuk mendapatkan suara masyarakat. Saat ini perlu diakui hanya ada dua (2) partai politik yang masih konsisten dalam melakukan kaderisasi dan memiliki posisi ideologis yang jelas. Kedua partai politik itu adalah PDI Perjuangan dan PKS. Terbukti kedua partai tersebut tidak kesulitan untuk memajukan kader partainya ketika diminta masuk ke dalam pemerintahan.
Maka dari itu kami menilai, solusinya ada dua, yang pertama dengan memperbaiki sistem dan kualitas partai politik di Indonesia. Partai Politik harus membuat sistem seleksi yang lebih ketat, misalnya tingkatkan skoring terhadap kader partai yang mau mencalonkan diri ke dalam pemilihan umum.
Kemudian yang kedua, anak-anak muda harus lebih banyak masuk ke dalam partai politik. Jika hari ini banyak anak muda di luar sistem yang melakukan demo dan kritik kepada mereka yang ada di dalam sistem. Hal itu sudah baik. Adapun akan lebih baik lagi jika anak muda yang lain berani bersikap untuk masuk dan berproses di dalam sistem dengan tujuan dapat memperbaiki sistem itu sendiri dari dalam.
Maka, saya mengajak anak-anak muda untuk mau berperan dan masuk ke dalam partai politik dengan proses kaderisasi yang jelas serta hindari cara-cara instan. Turunkan ego dan mau merangkak menjadi kader partai dari tingkat paling bawah. Pelajari bagaimana partai politik berperan praktis terhadap masyarakat banyak. Bagaimana pemikiran partai, tujuan partai, manajemen, pengambilan keputusan serta dampaknya terhadap masyarakat.
Jadilah pengurus partai untuk dapat memperbaiki sistem partai agar menjadi lebih baik lagi. Tarik anak muda lain agar mau masuk ke dalam untuk sama-sama berperan. Ambilah peran dan kesempatan maju dalam kontestasi pemilihan umum. Karena pada dasarnya untuk maju pemilu legislatif saja hanya cukup minimal ijazah SMA, sehingga siapapun punya kesempatan yang sama. Namun kami berharap kesempatan itu dapat digunakan oleh orang-orang yang memang mempunyai kapasitas serta niat baik untuk melayani rakyat bukan sebaliknya.
Penulis:
*Banu Lesmana Bagaskara, S.M.*
*Ketua DPC Repdem Kota Bogor*
*Wakil Ketua PAC PDI Perjuangan Tanah Sareal*