Barayanews.co.id – Anggota DPR RI, Diah Pitaloka memberikan bantuan berupa masker sebanyak 12 ribu lembar dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Pusat, kepada Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor untuk didistribusikan ke seluruh puskesmas di 6 Kecamatan di Kota Bogor, Selasa, 9 Juni 2020.
Penyerahan masker tersebut diterima langsung oleh Wakil Walikota Bogor, Dedie A Rachim, Juru Bicara Penanganan Covid-19 Sri Nowo Retno yang juga menjabat sebagai Kepala Dinas Kesehatan Kota Bogor.
Politisi PDI Perjuangan dari Dapil Kota Bogor-Cianjur itu mengatakan bantuan Alat Pelindung Diri (APD) untuk memenuhi protokol kesehatan para petugas dan masyarakat. “Masker yang tadinya digunakan untuk keperluan operasi dan lain-lain menjadi kebutuhan dasar, dan sesuatu yang sangat penting,” kata dia.
Selain itu, ia juga mengapresiasi kinerja Pemkot Bogor melalui Gugus Tugas Covid-19 yang selalu melakukan langkah terbaik dalam menangani penyebaran wabah covid-19 dimana 6 kecamatan di Kota Bogor memiliki penduduk yang sangat padat.
“Pemkot Bogor saya lihat selalu ‘Do the Best’ yaa, 119 terpapar, belum lagi ODPnya. Ditambah kota bogor ‘kan banyak gang-gang yang penduduknya padat, tingkat keamanan dan kesehatannya. Agar lebih baik, harus ditingkatkan lagi kedisiplinan, pengamanan protokol kesehatan harus lebih ditingkatkan,” jelasnya kepada wartawan di Rumah Dinas Walikota Bogor.
“Mengingat penduduk yang padat beban kerja penanganannya juga lebih besar,” tambah dia.
Sementara itu, Wakil Walikota Bogor, Dedie A. Rachim menjelaskan anggaran untuk penanggulanan Pandemi juga meningkat untuk memenuhi kebutuhan protokol kesehatan.
“Peningkatan meningkat seperti kebutuhan masker menjadi hal pokok, hand sanitizer dan disinfektan juga,” jelasnya.
“Semuanya kita prioritaskan, dari 12ribu pieces masker akan kita sebar ke puskesmas di 6 kecamatan, juga ke klinik,” kata Dedie.
“Sebagai bentuk perhatian pemerintah kepada klinik atau tempat praktek yang terdampak, sebab disana ada unsur bisnis. Jadi kita berikan apresiasi paling tidak untuk mengurangi beban pembiayaan operasional ketika mereka mulai membuka praktek,” beber dia.
Sebagaimana diketahui, hampir seluruh klinik dan praktek dokter tutup saat pandemi dan masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Dedie juga berharap, komunikasi dengan para anggota dewan, baik di tingkat kota, provinsi dan pusat terus berjalan lancar untuk diperhatikan lagi berbagai keperluan dan kebutuhan di masa pandemi seperti ini.