Kolom Penulis

Sebaiknya Pejabat Publik dan Tokoh Masyarakat Memberi Contoh Menghadapi Covid-19

Selama ini jika ada tokoh masyarakat atau pejabat publik terpapar Covid-19, mereka dijadikan sebagai alat kampanye negatif untuk menebar sikap ketakutan. Tetapi sekarang sepertinya Covid-19 tidak lagi menyeramkan bila kita mengikuti dan mematuhi protokol kesehatan.

Sekarang, satu per satu pejabat publik dan tokoh masyarakat sudah mulai mengumumkan dirinya positif terpapar Covid-19.

Pengumuman itu sangat baik untuk mengedukasi masyarakat. Sejatinya terpapar Covid itu tidak harus disikapi dengan cara yang menyeramkan.

Memang pada masa awal mewabahnya Covid-19, bila seseorang terpapar, langsung diasosiasikan dengan dekatnya waktu kematian, sehingga membuat suasana ketakutan. Terpapar Covid-19 juga dianggap seperti aib dengan citra negatif.

Covid-19, bisa menimpa siapa saja, tidak pandang bulu, walaupun sudah mengikuti protokol kesehatan, apalagi tidak mengikuti protokol kesehatan.

Pemakaman buat yang meninggal dunia karena Covid-19 sesuai dengan SOP yang sudah ditetapkan, bukan hanya berlaku buat masyarakat biasa, tetapi juga berlaku pada pejabat publik, dan tokoh masyarakat.

Hal ini bertujuan agar masyarakat lebih waspada dan hati-hati dalam menjaga dirinya tidak terinfeksi virus Covid-19.

Sekarang sepertinya semua sudah berobah, dan harus berobah. Sekarang, bila ada tokoh publik yang terpapar Covid-19, harus dikondisikan biasa saja, dan bisa digunakan sebagai momentum, dan alat kampanye yang lebih positif bagaimana menyikapi Covid-19 secara arif dan bijak.

Para tokoh publik dan tokoh masyarakat, bisa membantu mengedukasi publik untuk selalu optimis, bahwa penderita Covid-19 pasti akan sembuh, asal baik-baik saja dalam menjalani perawatan.

Mereka bisa sharing tentang bagaimana meningkatkan imunitas tubuh, agar bisa survive melewati ancaman pandemi Covid 19.

Para tokoh publik bisa sharing tentang sikap mental yang harus dimiliki, oleh mereka yang terpapar Covid-19, kiat kiat yang mereka lakukan untuk bisa kembali sehat tanpa obat tanpa vaksin. Intinya, mengedukasi agar lebih positif menyikapi Pandemi.

Sebenarnya masyarakat tidak mau sikap publik begitu negatif terhadap Covid-19 ini asal para tokoh masyarakat dan pejabat publik yang terpapar Covid-19 mau memberi teladan tentang cara menjalani recovery.

Tidak ada lagi teror yang hanya membesar-besarkan rasa takut dan pesimisme, karena hal demikian membuat masyarakat mencekam dan ngeri, yang bisa membuat Indonesia tercinta ini hancur lebur bahkan tambah terpuruk.

Kiranya Tuhan, memberi hikmatNya kepada para ilmuan, para peneliti, dan pemerintahan di dunia ini untuk menemukan Vaksin Covid-19 sehingga dunia boleh normal kembali. Amin.

Demikian dan mohon maaf bila kurang berkenan.

 

Oleh: SAM. Siagian

Share

Recent Posts

Merugi Rp2 Miliar, Oknum Staf KSU Karya Mandiri Akhirnya Dipolisikan

BOGOR – Koperasi Serba Usaha (KSU) Karya Mandiri akhirnya menempuh jalur hukum akibat kerugian hampir…

2 hari ago

PNM Berangkatkan Ratusan Pemudik BUMN 2025

Jakarta, 27 Maret 2025 - PT Permodalan Nasional Madani (PNM) kembali menunjukkan komitmennya dalam mendukung…

1 minggu ago

Wali Kota Bogor Bentuk Satgas Pemberantasan Premanisme

BOGOR - Satuan Tugas (Satgas) Pemberantasan Premanisme Kota Bogor resmi dibentuk berdasarkan Surat Keputusan (SK)…

1 minggu ago

Sidak Pasar Jambu Dua, Dedie Rachim Pantau Stabilitas Harga dan Distribusi Pangan

BOGOR - Empat hari menjelang Idulfitri 1446 Hijriah Tahun 2025, Wali Kota Bogor, Dedie Rachim,…

1 minggu ago

Abaya Jadi Tren Busana Lebaran, Batik Neng Geulis Hadirkan Koleksi Spesial

BOGOR – Perayaan Idulfitri 1446 Hijriah semakin dekat, menjadi momen penting bagi desainer fesyen untuk…

1 minggu ago

Tips Kelola Kesehatan Mental di Tempat Kerja

BOGOR — Lingkungan kerja terkadang dapat memberi pengaruh pada kesehatan mental. Pemicunya adalah beban kerja…

1 minggu ago

This website uses cookies.