BOGOR – Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor bakal mengembangkan pembangunan Museum Pajajaran sebagai pusat edukasi sejarah dan kebudayaan Jawa Barat.
Museum ini dirancang tidak hanya sebagai ruang pamer, tetapi juga sebagai sarana pembelajaran dan edutainment bagi generasi muda.
Wali Kota Bogor, Dedie Rachim, mengatakan gagasan penguatan Museum Pajajaran mendapat dukungan langsung dari Menteri Kebudayaan Republik Indonesia, Fadli Zon, saat berkunjung ke kawasan Bumi Ageng Batutulis beberapa waktu lalu.
Menurut Dedie, Menteri Kebudayaan menegaskan tidak ada keraguan bahwa Kota Bogor merupakan salah satu lokasi penting berdirinya Kerajaan Pajajaran. Oleh karena itu, Kota Bogor dinilai layak menetapkan diri sebagai pemilik hak kekayaan intelektual atau Intellectual Property Right (IPR) Museum Pajajaran.
“Fakta sejarah menunjukkan bahwa Sri Baduga Maharaja dinobatkan di sini, dan Batutulis menjadi artefak utamanya. Maka IPR Museum Pajajaran itu adalah Kota Bogor,” ujar Dedie usai menghadiri diskusi kelompok terpumpun perumusan narasi museum Pajajaran Kota Bogor pada Rabu (17/12/2025).
Ia menambahkan, pengembangan Museum Pajajaran ke depan akan melibatkan kolaborasi lintas pihak, mulai dari Kementerian Kebudayaan, Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah IX Jawa Barat, hingga para sejarawan, budayawan, seniman, dan akademisi.
“Tujuannya agar museum ini menjadi tempat pembelajaran, edukasi, dan edutainment bagi anak-anak serta generasi muda. Supaya kita paham bahwa dari sinilah ada kontribusi besar dalam perkembangan bangsa Indonesia, termasuk peran penting masyarakat Sunda melalui Kerajaan Pakuan Pajajaran,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kota Bogor, Firdaus, menuturkan saat ini tengah dilakukan Forum Group Discussion (FGD) oleh Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah IX Jawa Barat untuk merumuskan arah pengembangan museum selanjutnya.
“Pembangunan tahap pertama sudah selesai dengan berdirinya gedung Museum Bumi Ageng ini. Sekarang kita merumuskan langkah strategis berikutnya, terutama terkait narasi atau storyline museum, agar terus berkembang, termasuk pengisian koleksi,” kata Firdaus.
Firdaus menekankan bahwa penyusunan narasi tidak bisa dilakukan secara sepihak, melainkan harus melibatkan seluruh pemangku kepentingan agar Museum Pajajaran memiliki alur cerita sejarah yang kuat dan komprehensif.
Senada, Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah IX Jawa Barat, Retno Raswaty menyebutkan, bahwa Museum Pajajaran menjadi titik awal penting dalam menceritakan peran strategis Kota Bogor dalam sejarah peradaban Indonesia.
“Di sinilah terdapat koleksi utama berupa Prasasti Batutulis yang secara jelas menyebutkan adanya ibu kota Pakuan Pajajaran. Ini merupakan bukti awal berdirinya Kota Bogor,” ungkap Retno.
Ia menambahkan, persiapan pengelolaan museum akan dikoordinasikan oleh Museum Nasional dengan melibatkan para kurator, sejarawan, dan komunitas budaya melalui serangkaian FGD. Penataan museum nantinya juga akan ditangani oleh Direktorat Museum dan Sejarah.
“Untuk koleksi, akan dilakukan kurasi oleh tim kurator Museum Nasional dan para sejarawan. Beberapa artefak yang masih berada di luar, seperti Batu Dakon yang ada di pasar atau di tanah milik masyarakat, akan diupayakan untuk dipindahkan ke museum agar membentuk narasi sejarah Kota Bogor yang utuh,” pungkasnya.
BOGOR - Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bogor, Denny Mulyadi, mengungkapkan bahwa Dharma Wanita Persatuan (DWP)…
BOGOR - Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor melakukan rapat koordinasi (Rakor) bersama Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional…
BOGOR – Pemerintah Kota Bogor meresmikan gedung baru Sekolah Dasar Negeri (SDN) Cimanggu, Kota Bogor,…
BOGOR – Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polresta Bogor Kota berhasil mengungkap kasus penipuan dan pencurian…
BOGOR - Anggota Komisi IV DPRD Kota Bogor, Tri Riyanto Andhika Putra mendampingi Wali Kota…
BOGOR - Penasihat Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kota Bogor, Yantie Rachim, menegaskan pentingnya peran UMKM…
This website uses cookies.