Kota Bogor

DPP Peradi Pergerakan Desak Polresta Bogor Kota Segera Ungkap Kasus Pembunuhan Noven

Barayanews.co.id – Ketua Umum DPP Peradi Pergerakan, Sugeng Teguh Santoso mendesak Polresta Bogor Kota untuk segera mengungkap kasus pembunuhan siswi SMK Baranangsiang, Andriana Yubelia Noven Cahya.

Ia menilai, kasus ini seharusnya merupakan kasus yang mudah dan menjadi pertanyaan besar apabila Polresta Bogor Kota tidak bisa mengungkap kasus yang sudah berlarut-larut selama dua tahun itu.

“Kasus Noven adalah black number untuk Polresta Bogor Kota. Menurut saya agak janggal tidak bisa diungkap. Kenapa? karena kepolisian Indonesia itu sangat ahli mengungkapkan kasus-kasus pembunuhan,” katanya kepada wartawan pada Selasa (16/3/2021).

STS, sapaan karibnya menambahkan, nyaris semua kasus pembunuhan bisa diungkap oleh polisi Indonesia dengan persentasi mencapai 100 persen. Yang kedua, kasus pembunuhan itu sudah ada satu model pengungkapan.

“Dalam kasus pembunuhan biasanya antara korban dengan pelaku itu saling kenal. Kecuali kasus-kasus yang namanya accidental. Itupun bukan oleh orang-orang yang sebetulnya menurut saya tidak waras atau psikopat. Itupun bisa diungkap,” ujarnya.

Jika kasus Noven yang sudah lebih dari satu tahun ini tidak bisa diungkap, sambung dia, selain dianggap tidak profesional, ada satu tanda tanya besar mengapa Polresta Bogor Kota tidak mau mengungkap.

“Bukan tidak bisa mengungkap, tapi ini tidak mau atau tidak berani mengungkap. Disini saya rasa ada keengganan mengungkap ini. Ini yang saya tidak mengetahui,” tegasnya.

STS pun berkaca pada kasus mayat gadis dalam kantong plastik di Cilebut dengan pelaku MRI (21) saja bisa diungkap oleh Polresta Bogor Kota. Sedangkan kasus Noven sendiri terdapat satu rekaman gambar. Selain itu, korban Noven merupakan anak sekolah sehingga bukan seseorang yang memiliki uang bukan korban perampokan.

“Noven bukan orang yang penting. Dari pemetaan ini bisa diduga siapa potensial suspect. Yang kedua, komunikasi telepon bisa dilacak, untuk bisa semakin mempersempit siapa potensial suspect. Komunikasi telepon harus dibuka secara transparan kepada keluarga korban, ini sangat penting. Komunikasi telepon siapa yang terakhir, ditarik misalnya sebulan kebelakang, ini kan anak muda. Apakah problem percintaan, problem bullying, atau hubungan dendam dan sakit hati,” bebernya.

Sugeng juga menerangkan, bentuk serangan pelaku merupakan serangan yang mematikan dengan senjata tajam.

“Sementara tidak ada barang yang diambil, ini pemetaan sudah jelas lah kasus-kasus seperti ini. Ini kasus mudah menurut saya,” pungkasnya.

Sementara itu, saat dikonfirmasi, Kapolresta Bogor Kota Kombes Polisi Susatyo Purnomo Condro mengatakan, kasus Noven masih dalam penyelidikan dan pihaknya harus merangkai kembali kejadian yang sudah lampau.

“Dalam lidik. Kami harus merangkai kembali kejadian yang sudah lampau,” tuntasnya.

Share

Recent Posts

Wamendagri Dukung Langkah Terobosan Mobil Dinas Wakil Wali Kota Bogor

BOGOR – Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) meluruskan pernyataannya soal penggunaan strobo, khususnya dalam konteks…

17 jam ago

Terima Aksi Demonstrasi Mahasiswa DPRD Kota Bogor Perjuangkan Aspirasi

BOGOR - DPRD Kota Bogor terus berkomitmen untuk menjalankan amanat sebagai wakil rakyat dengan menerima…

1 hari ago

Pemkot Bogor Gelar Musrenbang RPJMD 2025–2029 dan RKPD 2026

BOGOR - Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor menggelar Musyawarah Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (Musrenbang RPJMD)…

1 hari ago

Wamendagri Kritik Penggunaan Strobo di Mobil Dinas Kepala Daerah

  BOGOR – Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri), Bima Arya Sugiarto, angkat suara terkait penggunaan…

1 hari ago

Gelar Rapat Paripurna, DPRD Kota Bogor Tetapkan Tatib Baru dan Bentuk Empat Pansus

BOGOR - DPRD Kota Bogor menggelar rapat paripurna, Kamis (27/3/2025), untuk menetapkan tata tertib DPRD…

2 hari ago

Komisi I DPRD Kota Bogor Tekankan Percepatan Sertifikasi dan Optimalisasi Aset Daerah dalam Raker bersama BKAD

BOGOR – Komisi I DPRD Kota Bogor menggelar rapat kerja bersama Badan Keuangan dan Aset…

2 hari ago

This website uses cookies.