BOGOR – Persoalan penanganan sampah di Kota Bogor yang masih belum optimal, terlihat dari banyaknya penumpukan sampah di setiap Tempat Pembuangan Sementara (TPS), menjadi perhatian utama Calon Wali Kota Bogor, Atang Trisnanto.
Atang menyampaikan, dirinya memiliki sejumlah program untuk menyelesaikan masalah tata kota, dengan fokus utama pada nilai budaya, sosial, dan kelestarian lingkungan.
“Kota yang modern dan tata kota yang bagus harus melibatkan tiga hal penting yaitu nilai budaya, sosial dan kelestarian lingkungan” ujar Atang.
Program yang diusulkan Atang mencakup beberapa inisiatif, antara lain, pengelolaan sampah terintegrasi, urban farming, kebun komunitas, area sadaya, sungai bersih, serta penataan tiga kawasan tematik di Kota Bogor.
Atang juga menyoroti pentingnya mengembangkan ekonomi berbasis jasa wisata dengan rencana membangun 68 area sadaya termasuk wisata pekarangan yang berfokus pada pemanfaatan lahan di lingkungan warga.
“Pengelolaan sampah terintegrasi, urban farming, dan wisata pekarangan akan menjadi tiga program yang saling terintegrasi untuk menciptakan lingkungan yang nyaman dan berkelanjutan,” kata Atang.
Terkait pengelolaan sampah terintegrasi, Atang memaparkan bahwa hal ini akan dilakukan dalam tiga tahap. Tahap pertama adalah menjadikan sampah sebagai sumber penghasilan, bukan lagi masalah bagi masyarakat.
“Sampah harus memiliki nilai ekonomi. Konsep bank sampah sudah ada, namun belum diterapkan secara masif di seluruh wilayah,” jelasnya.
Atang juga berencana untuk mendorong rumah tangga memilah sampah menjadi tiga kategori, yaitu sampah organik, sampah yang dapat diolah kembali, dan sampah yang tidak dapat diolah.
“Sampah organik akan dikelola melalui TPS3R untuk menjadi pupuk organik cair dan padat, sementara sampah daur ulang seperti plastik akan dijual di bank sampah. Sampah yang tidak dapat diolah akan dikelola secara khusus,” jelasnya.
Sementara, untuk sistem pengangkutan sampah, Atang merancang mekanisme pengangkutan berdasarkan wilayah.
“Gerobak sampah untuk gang-gang kecil, motor sampah untuk jalan kecil, dan truk sampah untuk jalan besar. Dengan pendekatan ini, diharapkan sampah yang dikirim ke TPA Galuga akan berkurang signifikan,” paparnya.
Atang mengaku telah berdiskusi dengan pimpinan IPB University dan meminta dukungan para profesor untuk membantu menyelesaikan masalah sampah di Kota Bogor jika terpilih sebagai wali kota.
“Ini adalah langkah besar untuk mengatasi masalah sampah yang sudah lama menghantui kota ini,” pungkasnya.
TANGERANG – Menteri Lingkungan Hidup sekaligus Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (LH/BPLH), Hanif Faisol Nurofiq,…
BOGOR – Hujan deras yang mengguyur Kota Bogor pada Rabu malam (14/5/2025) mengakibatkan longsor di…
BOGOR – Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Bapeksi Kota Bogor mendampingi MH (MH) untuk membuat pengaduan…
BOGOR - Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim mengatakan bahwa rencana pembangunan daerah tahun 2025–2030…
BOGOR - Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim menekankan pentingnya semangat kolaborasi dan kepedulian…
BOGOR – Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kota Bogor resmi melantik…
This website uses cookies.