Kota Bogor

Pesona Golok Pasundan, Mengupas Sejarah dan Filosofi Golok Pasundan untuk Pengakuan UNESCO

BOGOR – Komunitas Golok Pedang Sepuh Nusantara resmi meluncurkan buku “Pesona Golok Pasundan” di Paseban Sri Bima, Balaikota Bogor, pada Selasa (20/8/2024).

Buku yang ditulis oleh Gatut Susanta bersama sembilan penulis lainnya ini mengupas sejarah, filosofi, dan keberagaman jenis golok yang berasal dari tanah Pasundan.

Menurut Gatut Susanta, proses penulisan buku ini memakan waktu sekitar empat hingga lima bulan. Namun, pengumpulan literatur dan silaturahmi dengan para sepuh di berbagai kampung untuk mendapatkan informasi memakan waktu hampir satu tahun.

“Kami berkunjung ke kampung-kampung, bertemu para sepuh untuk menggali filosofi di balik golok Pasundan yang berbeda-beda. Semua itu kami rangkum dalam buku ini,” ujar Gatut.

Dalam buku yang berisi 315 halaman itu, terdapat 110 jenis golok Pasundan yang dibahas. Keunikan golok Pasundan terletak pada jenis besi, bentuk gagang, serta desain yang khas.

Gatut juga menyebutkan bahwa buku ini tidak hanya membahas aspek fisik golok, tetapi juga nilai-nilai filosofi yang melekat, termasuk sejarah perkembangan golok dari generasi ke generasi.

Peluncuran buku ini juga dimeriahkan dengan lomba silat, yang menampilkan seorang anak berusia empat tahun yang mahir menggunakan golok.

“Ini menunjukkan bahwa tradisi penggunaan golok terus berlanjut dan menjadi bagian dari pendidikan budaya,” kata Gatut.

Buku “Pesona Golok Pasundan” juga mendapat dukungan dari berbagai akademisi, termasuk sembilan profesor dari tiga provinsi, yaitu DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Banten. Ketiga provinsi ini dikenal sebagai wilayah utama Pasundan.

Menurut Gatut, golok dari ketiga provinsi tersebut menjadi modal utama untuk diusulkan sebagai warisan budaya tak benda di UNESCO.

“Kami berharap golok dari Jawa Barat, seperti golok Sumedang dan Subang, dapat segera ditetapkan sebagai warisan nasional. Jika sudah ada penetapan nasional dari tiga provinsi, kita tinggal melengkapi persyaratan untuk pengajuan ke UNESCO,” ungkapnya.

Sementara, Pejabat (Pj) Walikota Bogor, Hery Antasari, mengapresiasi terhadap usaha dokumentasi sejarah golok.

“Buku ini sangat penting untuk melestarikan warisan budaya, terutama bagi generasi muda yang mungkin belum tahu banyak tentang golok. Dukungan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, sangat diperlukan agar golok Pasundan dapat diakui sebagai warisan budaya tak benda oleh UNESCO,” kata Hery.

Recent Posts

PLN Mobile Menyapa Warga Cempaka Putih

JAKARTA - Dalam rangka memperingati Hari Pahlawan, PLN Unit Induk Distribusi (UID) Jakarta Raya mengadakan…

2 jam ago

Dihadiri Wapres Gibran, Upacara Hari Pahlawan Tanpa Kedip

Jakarta, 11 November 2024 – Dalam rangka mendukung kelancaran Upacara Hari Pahlawan yang dihadiri oleh…

2 jam ago

Sekda Pimpin Kick Off Penataan Gang Roda 3 dan 4 Suryakencana

Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bogor, Syarifah Sofiah, memimpin kick off penataan Gang Roda 3 dan…

2 hari ago

Menteri LH Dorong Penyusunan Roadmap Penanganan Sampah di Kalimantan Selatan

BANJARBARU – Menteri Lingkungan Hidup dan Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (BPLH), Hanif Faisol Nurofiq,…

2 hari ago

Peringati Hari Tanam Pohon BSILHK Gelar Edukasi Untuk Siswa di Bogor

BOGOR - Dalam rangka memperingati Hari Menanam Pohon Nasional dan Hari Dongeng Nasional, Badan Standardisasi…

2 hari ago

Ketua Bawaslu RI Pantau Pilkada Serentak di Bogor, Soroti Kendala Teknis dan Partisipasi Rendah

  BOGOR – Ketua Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) RI, Rahmat Bagja, memantau pelaksanaan Pemilihan…

2 hari ago

This website uses cookies.